REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu membantah pernyataan naiknya harga beras karena sektor perdagangan, yakni pedagang memang sengaja menaikkan harga beras. "Saya rasa kita tidak usah berspekulasi apa penyebabnya," kata dia di Istana Negara, Jumat (17/12).
Pasalnya, menurut dia, di penghujung tahun memang musim paceklik. Ditambah lagi dengan menjelang natal dan tahun baru. Untuk itu, menurutnya, sebaiknya pemerintah langsung saja terkonsentrasi dalam mendukung operasi pasar (OP).
Tindakan tersebut, janji Mari, akan terus dilanjutkan bahkan diintensifkan. "Itu sudah pasti terutama di titik-titik yang harganya naik sudah pasti akan kita akan intensifkan," tuturnya.
Lagipula, tambahnya, Bulog masih memiliki stok beras sekitar 300 ribu ton untuk melakukan operasi pasar. Dari jumlah tersebut, ujar Mari, pemerintah akan terus menggelontorkan sampai harga bisa stabil. "Karena tak semua titik harganya melonjak, kita lihat dimana titik harga melonjak ya disitu kita lakukan OP dan istilahnya itu nggandol gitu ya," ungkapnya.
Hal terpentingnya, kata dia, stok beras yang harus Indonesia miliki sebanyak 1,5 juta ton itu untuk mengamankan konsumsi beras dalam negeri hingga akhir tahun. Maka, sebelum panen raya pada Maret 2011, pemerintah akan terus melakukan OP 300.000 ton beras itu untuk menjaga harga beras tidak melambung tinggi.
Idealnya, harga beras OP lebih murah Rp 500-Rp 700 per kilogram (kg) dibawah harga pasar. "Jadi kalau harganya misalnya Rp 7.000, OP nya itu 300-500 dibawahnya," katanya.
Berarti, tambah dia, OP akan terus dilakukan pemerintah sampai harga terus turun hingga sama dengan harga operasi pasar itu. "Jadi terus dilakukan sampai kita anggap harga sudah lebih stabil," ujarnya.
Menurut data Kementerian Perdagangan, pada 29 November 2010 harga rata-rata nasional beras medium Rp 6.980 per kilogram dan harga beras rata-rata selama bulan itu sebesar Rp 6.787 per kilogram. Kenaikan harga beras medium di beberapa daerah selama bulan November melebihi lima persen, seperti di Banda Aceh (8,2 persen), Palembang (13,9), dan Sofifi (11,4 persen).
Perum Bulog hingga kini telah mengantongi cadangan beras hingga 1,2 juta ton. Stok beras itu berasal dari beras impor Thailand sebesar 600.000 ton. Hingga akhir tahun ini, Perum Bulog menargetkan akan menambah stok beras sebesar 300.000 ton.
Dengan demikian, di akhir tahun, stok beras Perum Bulog bisa mencapai 1,5 juta ton.Terkait dengan harga beras, ternyata trend harga beras di pasar internasional terus terbang tinggi. Misalnya, harga impor beras kualitas premium dari Thailand naik 5 persen.
Saat ini harga di atas kapal (FOB) untuk harga beras Thailand sebesar 540 dolar AS per ton. Padahal sebelumnya, harga beras pada pekan lalu masih berada di level 525 dolar AS hingga 530 dolar AS perton. Kenaikan harga beras di pasar internasional ini, dipicu gangguan produksi di sejumlah negara produsen. Bahkan, saat ini dunia kehilangan pasokan beras sebesar 2 juta ton.