Jumat 26 Nov 2010 05:32 WIB

Setoran Pajak Sulit Penuhi Target

Rep: Teguh Fimansyah/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu setengah (1,5) bulan jelang akhir tahun 2010 pemerintah masih 'berutang' Rp 147,267 triliun untuk mencapai target yang ditetapkan APBN P sebesar Rp 661,498 triliuh. Meski demikian pemerintah tetap optimis penerimaan pajak akan meningkat pesat menjelang akhir tahun ini. 

"Biasanya di Indonesia itu memang buming-bumingnya di akhir tahun ini akan masuk," ujar Direktur Jenderal Pajak, Mochamad Tjiptardjo, Kamis (25/11).

Menurut Tjiptardjo, penerimaan negara akhir tahun akan meningkat seiring dengan selesainya proyek-proyek yang dilakukan oleh perusahaan atau wajib pajak. Walaupun begitu untuk mencapai 100 persen menjadi tantangan Ditjen Pajak. "Rendah itu kemarin, tapi sekarang itu akan naik  seberapa jauh itu bisa 100 persen mungkin gak mungkin. Tapi di Indonesia itu kan ada 20 ribuan satker. Ada yang 100  persen ada yang 75 persen. Tapi seberapa besar, nanti akan kita lihat," paparnya.  

Dijelaskan Tjiptardjo, hingga 15 November 2010, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mencatat realisasi total penerimaan pajak 77,7 persen atau sekitar Rp 514,231 triliun dari target dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 661,498 triliun (termasuk PPh Migas). Sementara apabila penerimaan Pph tidak dimasukan maka realisasi total penerimaan pajak non migas, tercatat sebesar Rp 467,794 triliun atau sekitar 77,2 persen dari target dalam APBN-P 2010 yang mencapai Rp 606,116 triliun.

Tjiptardjo mengakui penerimaan negara dari Pph migas memang sempat turun beberapa waktu kemarin. Penyebabnya karena volatilitas lifting dan nilai tukar rupiah  terhadap dolar. JIka nilai tukar rupiahnya menguat akan penerimaan akan menurun. Begitupula dengan menurunnya lifting juga akan berpengaruh terhadap berkurangnya pemasukan negara. "Jadi ini juga bergantung kepada lifting dan nilai rupiah,"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement