REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat pasar uang, Irfan Kurniawan memperkirakan rupiah pada Rabu (24/11) akan kembal melemah, karena melihat tekanan negatif pasar makin kuat. Tekanan pasar yang terus meningkat mendorong mata uang Indonesia terus terpuruk sepanjang Nopember ini mengalami tekanan yang cukup besar, katanya, di Jakarta, Selasa (24/11).
Irfan Kurniawan yang juga analis PT First Asia Capital mengatakan, rupiah akan kembali melemah, apabila sentimen global terus merosot, kecuali muncul faktor positif yang kuat di pasar. "Kami optimis rupiah masih akan terkoreksi lagi hingga mendekati level Rp9.000 per dolar, " ucapnya.
Menurut dia, rupiah memang sulit untuk bisa berada di bawah angka Rp8.900 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) kurang menyukai posisi rupiah di level tersebut. Kondisi itu, imbuh dia, disebabkan BI juga mempunyai kepentingan terhadap dolar, ujarnya.
Ia mengatakan, rupiah sempat berada di level Rp8.895 per dolar yang diperkirakan akan terus menguat mendekati level Rp8.800 per dolar. Namun pada posisi Rp8.895 per dolar, rupiah tidak mampu bergerak naik lagi dan diperkirakan akan terpuruk hingga mencapai Rp9.000 per dolar, katanya.
Menurut dia, rupiah idealnya berada pada kisaran Rp9.000-Rp9.300 per dolar, karena baik eksportir maupun importir dapat berdagang dengan baik. Namun apabila berada jauh di bawah Rp9.000 per dolar, maka eksportir menganggap pemerintah tidak memperhatikan kebutuhan eksportir terhadap dolar, katanya.