REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Perdagangan mengklaim kinerjanya berjalan prima selama setahun masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, mengatakan kinerja berjalan mantap.
Kemendag mengklaim telah memenuhi beberapa parameter kuantitatif yang ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. "Yang paling utama, pertumbuhan ekspor nonmigas. Kalau dalam target (RPJMN) antara 7-8,5 persen, untuk 2010. Sementara, capaian Januari-Agustus itu 26 persen, jadi tiga kali lipat di atas target," katanya.
Selain itu, kata dia, untuk target diversifikasi pasar juga tercapai. Hal ini terlihat dari berkurangnya secara bertahap persentase pangsa ekspor dari 25 negara tujuan ekspor terbesar. Diversifikasi ini bukan berarti 25 negara tadi tidak penting, namun negara yang lain pun penting. "Untuk keseluruhan 2010 targetnya 43-47 persen dan sudah dicapai 47 persen," ujarnya.
Sedangkan untuk target perbaikan iklim usaha, Mahendra menggadang-gadang perizinan daring lewat INATRADE sebagai keberhasilan. Karena, program tersebut mampu mencapai beberapa target yang dicanangkan di awal, s eperti waktu yang dibutuhkan untuk keluarnya izin dan jumlah izin yang bisa diurus secara daring.
Dari aspek penciptaan jaringan distribusi perdagangan, dia mengutip laporan Bank Dunia yang merilis indeks kinerja logistik Indonesia sebesar 2,76. Angka tersebut, menurut dia, sudah sesuai dengan target yang dibuat di awal. "Dilihat dari segi delivery-nya, waktu yg diperlukan untuk mendistribusikan barang, itu memang sudah mencapai target," katanya.
Namun, Mahendra kesulitan menjawab soal pencapaian kinerja pengamanan pasar dalam negeri. Menurutnya, hal itu lantaran tidak ada parameter kuantitatif untuk kinerja tersebut. Salah satu pencapaian yang terukur di sektor ini yaitu pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang mencapai 54 persen hingga bulan ini.