REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memprediksi kenaikan impor produk makanan dan minuman yang selama semester I-2010 melonjak hingga 70 persen akan mulai melambat hingga akhir tahun ini. "Kita akan lihat trennya seharusnya dia melandai pertumbuhannya," katanya usai mengikuti rapat koordinasi dengan Bank Indonesia di Gedung BI, Jakarta, Senin malam.
Menteri Perdagangan (Mendag) menjelaskan kenaikan impor produk makanan dan minuman itu kemungkinan terjadi akibat tercatatnya impor kelompok produk tersebut yang sebelumnya masuk secara ilegal."Impor makanan naik itu dipengaruhi oleh kebijakan (policy) kita buat tahun lalu. Jadi, penerapan Permendag 56 waktu pertengahan semester I-2009 pengaruhnya itu ekspor pernah turun selama masa transisi dan sekarang naik," jelasnya.
Permendag 56 membatasi pelabuhan masuk impor lima produk, salah satunya makanan dan minuman hanya melalui tujuh pelabuhan yang ditetapkan dan bandara internasional saja yaitu antara lain Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Soekarno-Hatta Makassar, Dumai, dan Papua."Jadi sebetulnya, apa yang tercapture adalah mungkin impor yang tadinya tidak resmi dan sekarang dia masuk secara resmi," ujarnya.
Mendag menegaskan pemerintah akan memastikan adanya persaingan yang adil antara produk impor dan lokal di pasar domestik."Kita juga akan melakukan beberapa langkah untuk meyakini bahwa persaingan dengan produk impor itu adil," tuturnya.
Salah satu upayanya, lanjut dia, adalah pemberlakuan aturan wajib label berbahasa Indonesia untuk semua produk yang dijual di pasar domestik mulai 1 September 2010.