REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah akan menurunkan besaran subsidi energi pada tahun 2011. Subsidi energi yang sebelumnya mencapai Rp 143,99 triliun (APBN P 2010) akan diturunkan sekitar Rp 10 triliun menjadi Rp 133,8 triliun (RAPBN 2011).
Sebagai kompensasi penurunan tersebut, pemerintah berencana untuk menaikan Tarif Dasar Listrik sebesar 15 persen pada 2011 mendatang. "Kita akan menata subsidi kita supaya tepat sasaran," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Senin (16/8) malam.
Dalam nota keuangan dan RAPBN 2011 disebutkan untuk anggaran subsidi BBM jenis tertentu dan LGP tabung 3 kilogram dalam RAPBN 2011 direncanakan mencapai Rp 92,8 triliun atau sekitar 1,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp 3,9 triliun atau 4,4 persen bila dibandingkan APBN P 2010 sebesar Rp 88,9 triliun (1,4 persen dari PDB).
Kenaikan tersebut tidak terlepas dari peningkatan konsumsi BBM yang tahun depan diperkirakan mencapai 36.773 kilo liter. Ditambah dengan kenaikan volume LPG serta perubahan nilai tukar rupiah. Sementara pemerintah tidak menaikan harga jual BBM bersubsidi.
Meski subsidi BBM mengalami kenaikan, pemerintah akan mengkompensasinya dengan menaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal 2011 sebesar 15 persen. Dengan penyesuaian tersebut diharapkan ada pemangkasan subsidi listrik sebesar Rp 14,1 triliun atau 25,6 persen dari sebelumnya Rp 55,1 triliun (APBN P 2010) menjadi Rp 41 triliun (RAPBN 2011).
Terkait kenaikan TDL tersebut, Hatta Rajasa meminta masyarakat melihatnya tidak secara parsial. Menurutnya kenaikan TDL tersebut adalah upaya pemerintah meningkatkan elektrifikasi nasional.
Pasalnya ada warga disejumlah daerah yang kini rumahnya belum teraliri listrik."Kita targetkan eletrifikasi sebesar 80 persen pada 2014 mendatang," ujar Hatta
Dengan target elektirifikasi itu, maka dibutuhkan pertumbuhan listrik setidaknya 10 persen setiap tahun. Jumlah ini setara dengan perlunya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membangun pembangkit listrik sebesar 3.000 megawatt per tahun. "Semisal Kalau pertumbuhan 6 persen maka elektrifikasi tumbuh 1,25-1,5 kali dari pertumbuhan" jelas Hatta.
Sementara, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kenaikan TDL tersebut sifatnya masih asumsi. "jadi kalau yang disebutkan TDL akan naik awal tahun 15 persen mungkin bukan itu maksudnya. Dalam asumsi model kita ada kenaikan 15 persen dan itu perlu kita finalisasikan lagi dengan DPR dan nanti kita tentukan detailnya," papar Agus