REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Harga minyak dunia menembus 81 dolar Amerika Serikat pada perdagangan di London, Senin, membentur tingkat yang terakhir terlihat pada Mei, dengan sentimen didorong oleh kenaikan pasar saham global, hasil bank yang kuat dan data ekonomi Amerika yang mantap.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, melompat setinggi 81,72 dolar, menyentuh tingkat yang terakhir terlihat pada 5 Mei. Kemudian berdiri pada 81,36 dolar, naik 2,41 dolar dari penutupan Jumat.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September melompat hingga 81,17 dolar, sebelum mundur kembali sedikit menjadi 80,80 dolar, naik 2,62 dolar dari Jumat. Harga minyak rally "sejalan dengan pasar saham Eropa" dan "didorong oleh optimisme tentang kekuatan pemulihan ekonomi," analis di PVM Oil Associates mengatakan dalam sebuah catatan penelitian untuk kliennya.
Pasar saham global menguat lebih tinggi pada Senin karena investor bertepuk tangan atas keuntungan kuat dari HSBC dan BNP Paribas. HSBC naik 5,26 persen di London setelah melaporkan bahwa laba semester pertamanya lebih dari dua kali lipat menjadi 6,76 miliar dolar (5,17 miliar euro) karena berkurangnya beban kredit macet di Amerika Serikat dan meningkatnya laba di pasar utama.
Di Paris, BNP Paribas melonjak 5,27 persen karena bank Prancis melaporkan tanpa diduga penguatan laba bersih kuartal kedua sebesar 2,1 miliar euro (2,7 miliar dolar), naik 31 persen dan jauh di atas perkiraan analis.
Pasar Eropa mendapat dorongan lain dalam perdagangan sore karena Wall Street lepas landas dengan dengan blue-chip Dow Jones Industrial Average melonjak setelah diberitakan bahwa sektor manufaktur AS ekspansi untuk ke-12 bulan berturut-turut pada Juli.
Indeks manufaktur dari Institute of Supply Management untuk Juli turun menjadi 55,5 poin dari 56,2 persen pada Juni, tapi ini jauh di atas perkiraan pasar 54,2 persen. Pembacaan di atas 50 menunjukkan sektor manufaktur berkembang.
Sementara itu pedagang minyak mengabaikan berita ekonomi suram di China, yang negara pemakan energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Data Federasi Logistik dan Pembelian China menunjukkan pada Minggu bahwa aktivitas manufaktur melambat pada Juli, tapi tetap di wilayah positif dengan angka 51,2 - untuk keseluruhan penurunan itu akan menjadi di bawah 50.
Dan pada Senin, indeks pembelian manajer (PMI) China dari HSBC menunjukkan kontraksi pada Juli menjadi 49,4.