REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (6/6) pagi turun 20 poin mendekati angka Rp9.100 per dolar. Penurunan didorong pelaku pasar yang melepas rupiah, akibat melemahnya bursa regional.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.075-Rp9.085 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.055-Rp9.065.
Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa mengatakan, kegiatan pasar agak lesu, karena pelaku menunggu munculnya sentimen pasar. Pelaku pasar melepas rupiah terpicu oleh melemahnya saham-saham di Amerika Serikat yang mengimbas bursa regional.
"Kami memperkirakan pasar lesu karena sentimen sampai saat ini masih belum muncul," katanya. Investor asing, lanjut dia, masih mempelajari aturan baru Bank Indonesia yang meminta mereka untuk menahan dananya yang masuk di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) minimal satu bulan. Aturan baru BI itu mengakibatkan investor asing agak menahan diri yang diikuti pelaku lokal sehingga aktivitas pasar melesu, ucapnya.
Edwin Sinaga mengatakan, pelaku lokal juga memfokuskan perhatian terhadap data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi bulan ini yang diperkirakan akan meningkat, akibat naiknya harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa. "Kami memperkirakan laju inflasi masih sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Rupiah masih berada dalam kisaran sempit antara Rp9.050 sampai Rp9.100 per dolar yang berlangsung sejak dua pekan lalu. Hal ini disebabkan belum muncul faktor baru yang mendorong pasar bergerak.
Jadi pergerakan rupiah yang cenderung melemah karena sesuai dengan kehendak pasar, namun peluang untuk kembali menguat masih besar. "Pasar saat ini menunggu pelaku asing untuk kembali bermain di pasar, mereka cenderung menunggu munculnya data baru dari BPS mengenai inflasi," ucapnya.