REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelaku usaha meminta pemerintah memperhatikan ketersediaan dan cadangan gula nasional, mengingat curah hujan yang terus tinggi belakangan ini. Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Tepung Terigu (Apegti), Natsir Mansyur, memperkirakan musim hujan berkepanjangan dapat mengganggu produksi gula karena menurunkan rendemen tebu di tingkat perkebunan.
''Turunnya bisa sampai satu persen, dari 7-7,5 persen menjadi 6-6,5 persen. Walau cuma satu persen, itu signifikan sekali terhadap produksi,'' katanya ketika dihubungi, Selasa (22/6).
Menurut Natsir, hal itu akan mempengaruhi neraca gula pada akhir tahun. Setidaknya, Indonesia memerlukan 1,2 juta ton gula kristal putih (GKP) pada Desember sebagai persediaan gula untuk konsumsi di semester I 2011. ''Penurunanannya sekitar 20 persen. Jadinya sekitar satu juta ton gula. Padahal, tiap bulan kita membutuhkan 200 ribu GKP untuk kebutuhan nasional. Jadi ada kekurangan untuk kebutuhan satu bulan,'' jelasnya.
Karenanya, Natsir memandang, pemerintah perlu memperhatikan langkah-langkah antisipasi untuk menangani kekurangan ini. Terlebih, harga gula dunia yang fluktuatif menuntut perencanaan kebijakan perdagangan yang matang. ''Berarti kita perlu impor. Tapi pemerintah perlu merumuskan langkah yang tepat, jangan hanya adhoc,'' cetusnya.