REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Impor barang modal, bahan baku/penolong, dan barang konsumsi masing-masing meningkat 46,67 persen, 64,36 persen dan 68,88 persen selama empat bulan pertama 2010. Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, mengatakan peningkatan permintaan impor bahan baku atau penolong dan barang modal merupakan cerminan kondisi industri nasional yang membaik.
''Peningkatan impor kedua golongan barang itu konsisten dengan meningkatnya realisasi investasi yang meningkat pada kuartal I 2010 sebesar 24,6 persen mencapai Rp 42,1 triliun,'' ujarnya di Jakarta, Jumat (4/6).
Mahendra mengatakan, impor April 2010 meningkat 0,6 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong penguatan impor semua golongan barang. Sementara bahan baku atau penolong tetap mendominasi struktur impor, diikuti barang modal dan barang konsumsi. ''Selama Januari-April 2010, impor bahan baku mencapai 72,7 persen dari total sementara barang modal sekitar 19,8 persen dan barang konsumsi sekitar 7,5 persen,'' jelasnya.
Tingginya impor konten manufaktur, menurut Mahendra, amat ditentukan kinerja sektor itu. Selain itu, konsumen di dalam negeri juga mempertimbangkan daya saing, termasuk faktor keekonomian produk dalam mencari sumber. ''Pertanyaannya kemudian, apakah di sektor bahan baku ekonomis untuk diproduksi di sini. Sebab belum tentu juga, apakah skalanya memenuhi. Memang itu peluang (untuk industri), tapi belum tentu bisa dilakukan,'' katanya.