Kamis 31 Oct 2024 18:39 WIB

Indeks Kepercayaan Industri Meningkat, Kemenperin: Efek Pelantikan Prabowo

Momen pelantikan itu membuat pelaku industri dalam negeri menjadi lebih optimistis.

Proses perakitan mobil. (Ilustrasi industri manufaktur).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Proses perakitan mobil. (Ilustrasi industri manufaktur).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Oktober 2024 yang naik ke angka 52,75 poin ditopang oleh pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan momen pelantikan itu membuat pelaku industri dalam negeri menjadi lebih optimis dalam menyikapi dinamika dunia usaha.

Baca Juga

"IKI pada bulan Oktober 2024 mencapai 52,75 ekspansi, meningkat 0,27 poin dibandingkan dengan bulan September 2024 yang sebesar 52,48. Selanjutnya, nilai IKI juga meningkat 2,05 poin dibandingkan dengan nilai IKI Oktober tahun lalu yang sebesar 50,70," kata Febri dalam konferensi pers rilis IKI di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Ia mengatakan, Pada Oktober 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya enam bulan ke depan meningkat dibandingkan dengan September 2024, yaitu sebesar 73,3 persen. Sehingga peningkatan ini mengakhiri penurunan angka optimisme sejak bulan Juli 2024.

Menurut Febri, sebanyak 21,8 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang. Angka ini menurun 1,3 persen dibandingkan dengan persentase secara bulanan.

Lebih lanjut, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 22 subsektor mengalami ekspansi dan hanya satu subsektor kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 97,7 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II 2024.

Adapun dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri minuman dan industri barang galian non-logam. Sedangkan subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus.

Sementara itu, dikatakan Febri, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan sebesar 4,9 persen, angka tersebut turun dari sebelumnya 5,4 persen secara bulanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement