Rabu 26 May 2010 04:51 WIB

AS Ajak Indonesia Kembangkan Energi Bersih

Rep: c15/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Gary Locke, memimpin kunjungan para pengusaha AS ke Indonesia dengan misi utama memasyarakatkan gagasan energi bersih. Locke berkata, masa depan perekonomian AS akan bergantung kepada seberapa baik mereka dapat bersaing memenuhi tuntutan global yang semakin tinggi terhadap energi bersih.

Indonesia, menurutnya, merupakan mitra kunci bagi perusahaan AS yang siap bersaing di bidang energi bersih dan sektor efisiensi energi di Asia. ''Para delegasi bisnis yang ikut bersama saya dalam misi ini mengerti pentingnya persaingan global tersebut,'' katanya, Selasa (25/5).

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron Hume mengapresiasi upaya Indonesia mengatasi secara terbuka distorsi dan kerugian akibat subsidi dan konsumsi bahan bakar fosil yang telah mengambil dana untuk kepentingan lain. ''Saya juga menyadari bahwa Indonesia berupaya mengimbangi tuntuntan sosial akan energi murah dan kenyataan bahwa kini Indonesia adalah pengimpor energi bersih,'' ucapnya.

Menanggapi permintaan AS, Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu mengatakan, pihaknya juga menyampaikan kepedulian pemerintah terhadap upaya mencapai pengurangan emisi, termasuk dari industri. Dia mengatakan, Indonesia sudah menyampaikan kepada AS bahwa pengurangan emisi industri tidak semata-mata menutup pabrik yang tidak efisien penggunaan energinya. ''Hal itu akan menyebabkan terjadinya pengangguran,'' katanya.

Karenanya, Mari menyampaikan, perlu ada transisi dengan investasi untuk merevitalisasi pabrik agar efisien dalam penggunaan energinya. Selain melalui investasi, dia mengatakan, pencapaian target pengurangan emisi itu juga melalui kerjasama dan pembangunan kapasitas. ''Kita punya 10 tahun untuk mengejar target di 2020. Kita juga sampaikan insentif dan disinsentif terkait dengan environment friendly,'' ucapnya.

Sedangkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan mengatakan, pemerintah AS mau membantu Indonesia untuk meningkatkan komitmen terhadap energi bersih. ''Mereka menawarkan apa saja yang bisa dibantu. Apakah batu bara yang bersih, mengurangi emisi karbon atau penggunaan listrik secara umum. Namun, belum ada komitmen investasi (dalam pertemuan ini), baru di level kebijakan,'' ujarnya.

Selama Januari-November 2009, investasi AS terealisasi 167,4 juta dolar AS dengan total proyek 28. AS menduduki peringkat ke-7 negara penanam modal asing dengan porsi 1,8 persen dari total.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement