PASURUAN--Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengatakan saat ini nelayan belum dapat memanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki Indonesia. Kendala pada nelayan adalah terbatasnya bahan bakar untuk mencari ikan. Untuk itu, pemerintah sedang mengkaji penggunaan gas untuk nelayan.
''Kurang maksimalnya pemanfaatan tersebut terjadi karena nelayan penangkap ikan sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro dan skala kecil. Nelayan kerap kali kesulitan melaut karena tingginya biaya produksi akibat mahalnya harga BBM,'' ujar Fadel prihatin, saat uji coba aplikasi konversi BBM ke gas bagi kapal nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lekok, Pasuruan, Jatim, Sabtu (8/5).
Fadel menjelaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Pertamina terus berupaya meningkatkan alokasi BBM bersubsidi bagi nelayan. Serta, melakukan penelitian penggunaan gas sebagai bahan bakar untuk perahu nelayan, sehingga biaya produksi tidak lagi menjadi kendala bagi nelayan dalam melaut.
Melaui aplikasi konversi dari BBM ke gas semacam ini maka nelayan memiliki opsi bahan bakar alternatif yang lebih terjangkau. Dengan bahan bakar terjangkau, maka biaya operasional semakin ringan. ''Sehingga, penghasilan nelayan dari melaut akan meningkat dan menjadi lebih sejahtera,'' harap mantan gubernur Gorontalo ini.