REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan diplomasi Indonesia dan China di bidang kelautan dan perikanan kian erat. Terbaru, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan kerja sama pengembangan sumber daya manusia dengan Kementerian Sumber Daya Alam China.
Kerja sama tersebut tertuang dalam naskah Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) dengan First Institute of Oceanography (FIO) yang ditandatangani Kepala BPPSDM I Nyoman Radiarta dan Deputy Director General FIO Prof. Zexun Wei.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meyakini kerja sama ini akan membantu meningkatkan SDM kita melalui program pendidikan, pelatihan, dan beasiswa. Trenggono mengatakan kerja sama ini juga akan mendukung pengembangan pusat pelatihan di bidang ilmu kelautan dan membantu perlindungan laut, pengurangan risiko bencana, dan konservasi.
"Kami melihat FIO sebagai mitra yang hebat karena reputasi globalnya yang kuat di bidang oseanografi,” ujar Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Trenggono menjelaskan nota kesepahaman ini terdiri atas beberapa ruang lingkup. Pertama pengembangan kapasitas berupa program akademik, workshop, kursus pelatihan, program beasiswa kelautan dan perikanan, pertukaran dosen tamu pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen kelautan; pencegahan dan mitigasi bencana laut dan iklim; serta konservasi keanekaragaman hayati laut, dan perlindungan serta pemulihan ekosistem laut.
Kedua, kolaborasi pengembangan pusat pelatihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen kelautan; pembentukan stasiun observasi laut dan meteorologi bersama; dan pengelolaan situs web pusat data untuk mendukung sistem persepsi cerdas untuk memantau terumbu karang dan padang lamun.
Ketiga, eksplorasi kemungkinan kerja sama di bawah Kerangka Kerja Dekade Ilmu Pengetahuan Kelautan PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan (2021-2030); serta bidang-bidang kerja sama lain yang dapat disetujui bersama oleh para pihak.
Trenggono berharap kemitraan ini akan memungkinkan para pihak untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan praktik baik demi kepentingan bersama. Dia juga berharap nota kesepahaman ini menjadi awal dari kemitraan yang kuat dan langgeng.
"Kami menantikan tindakan nyata yang mendukung sektor kelautan dan perikanan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan,” kata Trenggono.