JAKARTA--Pembentukan induk usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi hingga kini masih berjalan di tempat. Namun, pembentukan holding farmasi tersebut pada akhir tahun ini masih menjadi target utama Kementerian BUMN.
''Sampai saat ini masih kita godok langkah menuju holding BUMN farmasi. Kita tetap menargetkan pada November tahun ini holding atau merger dapat direalisasikan,'' kata Deputi Bidang Usaha dan Jasa Lainnya, Kementerian Negara BUMN, Muchayat, kepada Republika, Kamis (29/4).
Kementerian BUMN berencana menyatukan perusahaan farmasi pelat merah, yakni PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Pembentukan holding BUMN farmasi ini dilakukan dalam rangka menyikapi persaingan distributor obat di dalam negeri yang semakin ketat. Adapun pembentukan holding farmasi juga dilaksanakan untuk menekan biaya distribusi.
Namun, Muchayat belum dapat memutuskan apakah akan memilih skema holding atau merger farmasi. Pasalnya, kedua farmasi BUMN itu tercatat sebagai perusahaan publik atau terbuka. Sehingga, dia perlu menelaah lebih dalam risiko bisnisnya dan memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
''Kita akan mencari skema yang paling efektif, apakah holding atau merger. Jika skema sudah didapatkan, kita akan melaporkan ke komite privatisasi. Proses menuju ke sana masih panjang terlebih lagi keduanya merupakan perusahaan terbuka. Oleh sebab itu kita menunggu pembicaraan selanjutnya dari Kimia Farma dan Indofarma,'' jelasnya.