Selasa 05 Jan 2021 04:49 WIB

Menperin Sebut 3 Subsektor Berpotensi Tumbuh pada 2021

Seluruh subsektor manufaktur diperkirakan akan kembali bergairah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyatakan ada tiga sektor industri yang akan tumhuh pada 2021.
Foto: BNPB Indonesia
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyatakan ada tiga sektor industri yang akan tumhuh pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, terdapat tiga subsektor yang diproyeksi mampu mencatatkan akselerasi pertumbuhan pada 2021. Hal itu meliputi industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas. 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri minuman misalnya, dapat tumbuh 4,39 persen secara tahunan pada 2021. Kemenperin pun akan memberikan perhatian pada beberapa sektor manufaktur seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan.

Pada tahun ini, pertumbuhan industri tersebut diperkirakan kembali ke jalur positif. Seluruh subsektor manufaktur diperkirakan akan kembali bergairah. 

“Dengan asumsi pandemi sudah bisa dikendalikan dan aktivitas ekonomi sudah bisa kembali pulih. Maka kami memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh 3,95 persen,” kata Agus di Jakarta, Senin (4/1).

Optimisme tersebut sejalan dengan investasi pada industri pengolahan nonmigas yang masih tumbuh positif. Sebab, meski pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan terkontraksi 2,22 persen pada 2020, nilai investasinya justru meningkat dan berpotensi melonjak tahun ini.

Sepanjang 2020, nilai investasi industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai Rp 265,28 triliun atau naik 24,48 persen dari realisasi investasi pada 2019 senilai Rp 213,11 triliun. Pada tahun ini, investasi diproyeksikan naik 21,97 persen menjadi Rp 323,56 triliun.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani juga optimistis, momentum pemulihan ekonomi pada 2021 akan semakin baik. Hal itu tercermin dari beberapa indikator ekonomi yang sudah mulai menunjukkan pemulihan. 

“Misalnya, PMI manufaktur telah kembali ke level ekspansif dan indeks keyakinan konsumen mulai mengalami peningkatan. Ini sangat menggembirakan,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement