Selasa 02 Dec 2025 20:58 WIB

Khawatir Keuangan Jangka Panjang, Konsumen Kian Hati-Hati Berbelanja

UOB ASEAN Consumer Sentiment Study terbaru mencatat pendekatan ini semakin dalam.

Konsumen Indonesia semakin banyak yang kian berhati-hati dalam berbelanja, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran seputar pengeluaran rumah tangga dan komitmen keuangan jangka panjang. UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2025 terbaru mencatat pendekatan ini semakin mendalam dibandingkan tahun lalu, meskipun banyak konsumen yang terus berbelanja untuk pengalaman gaya hidup yang bermakna.
Foto: Dok Republika
Konsumen Indonesia semakin banyak yang kian berhati-hati dalam berbelanja, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran seputar pengeluaran rumah tangga dan komitmen keuangan jangka panjang. UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2025 terbaru mencatat pendekatan ini semakin mendalam dibandingkan tahun lalu, meskipun banyak konsumen yang terus berbelanja untuk pengalaman gaya hidup yang bermakna.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konsumen Indonesia semakin banyak yang kian berhati-hati dalam berbelanja, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran seputar pengeluaran rumah tangga dan komitmen keuangan jangka panjang. UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2025 terbaru mencatat pendekatan ini semakin mendalam dibandingkan tahun lalu, meskipun banyak konsumen yang terus berbelanja untuk pengalaman gaya hidup yang bermakna.

Indeks Sentimen Konsumen ASEAN (Indeks) UOB yang baru diluncurkan juga mencatat sentimen keseluruhan Indonesia di angka 55, turun dari 58 tahun sebelumnya. Ini mencerminkan optimisme yang tetap waspada di tengah tekanan biaya yang masih berlangsung.

Baca Juga

Consumer Banking Director UOB Indonesia, Cristina Teh Tan, mengatakan konsumen Indonesia lebih cermat dalam hal pengeluaran. Mereka menginginkan nilai juga ingin menikmati pengalaman yang bermakna. UOB berkomitmen membantu nasabah membuat keputusan keuangan yang tepat dengan menawarkan berbagai manfaat praktis, termasuk cashback untuk pengeluaran harian, penawaran bersantap, reward perjalanan, dan cicilan yang fleksibel.

"Kami bertujuan membantu nasabah dalam mengelola pengeluaran dengan bijak, dan di saat bersamaan tetap dapat menikmati hal-hal berharga dalam hidup,” ujar Cristina di Jakarta, Selasa (3/12/2025).

Indeks berasal dari enam indikator utama yang mengukur pandangan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan, serta keuangan pribadi mereka. Pada bagian keuangan pribadi, sub-indeks terkait sentimen konsumen terhadap keuangan pribadi di masa depan, kekhawatiran atas komitmen keuangan jangka panjang, kenaikan pengeluaran rumah tangga, dan pemotongan gaji telah turun enam poin menjadi 53 poin dibandingkan tahun lalu.

Mengenai kondisi makro, hampir tiga dari lima orang Indonesia berpandangan positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan proporsi yang sama tetap optimistis terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang, dengan sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2024, masing-masing di 55 persen dan 56 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun konsumen merasakan tekanan kenaikan biaya, mereka tetap optimistis terhadap prospek kondisi makro Indonesia.

Banyak masyarakat Indonesia, terutama Gen X, memperketat kebiasaan belanja. Studi menemukan bahwa 59 persen responden merasa inflasi berdampak negatif pada daya beli rumah tangga mereka, mendorong mereka untuk memprioritaskan kebutuhan pokok dan lebih selektif terhadap barang-barang opsional.

Hal ini terlihat dari perubahan terbesar dalam kebiasaan belanja konsumen selama setahun terakhir, yang mencakup hampir separuh responden membeli lebih banyak produk saat diskon dan 43 persen membeli lebih banyak produk multifungsi untuk memaksimalkan nilai. Kehati-hatian ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran, 48 persen konsumen khawatir tentang komitmen keuangan mereka pada tahun 2025, naik dari 39 persen di tahun 2024, menyoroti meningkatnya fokus pada kehati-hatian finansial.

Terlepas dari kehati-hatian ini, pengeluaran untuk gaya hidup dan pengalaman terus meningkat. Konsumen Indonesia menunjukkan minat yang berkelanjutan terhadap pengeluaran untuk pengalaman, termasuk perjalanan liburan, santapan mewah, konser, acara, dan festival, dengan 34 persen melaporkan peningkatan pengeluaran untuk kategori-kategori ini pada tahun 2025, naik dari 20 persen tahun lalu. Konsumen yang lebih muda menunjukkan preferensi kuat terhadap pengalaman tersebut, dengan 85 persen Gen Z memandang hal ini penting bagi kesejahteraan mereka, yang mencerminkan keseimbangan antara pengeluaran yang bijaksana dan kesenangan pribadi.

Kesadaran finansial juga meningkat di kalangan konsumen Indonesia. Tiga dari empat responden menabung lebih dari 10 persen dari pendapatan bulanan mereka, naik dari 70 persen pada tahun 2024, menunjukkan peningkatan berkelanjutan dalam disiplin keuangan pribadi. Hampir sembilan dari 10 orang memiliki dana darurat, dan 31 persen di antaranya menyatakan memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi pengeluaran setidaknya selama tujuh bulan. Keyakinan dalam pengelolaan keuangan pribadi tetap kuat, dengan sembilan dari 10 orang Indonesia menganggap diri mereka mampu mengelola keuangan pribadi secara efektif.

Pembayaran digital terus mendominasi transaksi harian. ACSS 2025 menunjukkan bahwa pemindaian QR untuk membayar, dompet elektronik, dan aplikasi mobile banking merupakan metode pembayaran yang paling disukai konsumen Indonesia, kemungkinan didorong oleh kenyamanan, kemudahan penggunaan, dan kemampuan untuk melacak pengeluaran secara digital. Meningkatnya penggunaan pembayaran digital mendukung penguatan kebiasaan finansial, memungkinkan masyarakat Indonesia untuk memantau dan mengelola pengeluaran harian mereka secara lebih efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement