Jumat 14 Nov 2025 17:24 WIB

Pakar Sebut 5 Pengeluaran yang Bikin Kelas Menengah Susah Kaya

Ramsey sarankan hidup di bawah kemampuan, bayar tunai, investasikan selisihnya.

Sejumlah kendaraan mengantre memasuki Gerbang Tol Semanggi 1 yang dibuka secara parsial di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, (25/9/2025). Lima gerbang tol dalam kota yakni Gerbang Tol Senayan, Slipi 1, Semanggi 1, Semanggi 2 dan Gerbang Tol Kuningan 1 kini dibuka secara parsial atau satu jalur setelah sempat ditutup dan menyebabkan kemacetan di ruas tol dalam kota. Meski demikian, pengerjaan perbaikan gerbang tol yang rusak imbas demo secara bertahap dilakukan perbaikan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah kendaraan mengantre memasuki Gerbang Tol Semanggi 1 yang dibuka secara parsial di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, (25/9/2025). Lima gerbang tol dalam kota yakni Gerbang Tol Senayan, Slipi 1, Semanggi 1, Semanggi 2 dan Gerbang Tol Kuningan 1 kini dibuka secara parsial atau satu jalur setelah sempat ditutup dan menyebabkan kemacetan di ruas tol dalam kota. Meski demikian, pengerjaan perbaikan gerbang tol yang rusak imbas demo secara bertahap dilakukan perbaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar keuangan Dave Ramsey telah puluhan tahun mengajarkan cara membangun kekayaan, dan salah satu pesannya yang paling kuat justru berfokus pada apa yang sebaiknya tidak dibeli. Ketika banyak penasihat keuangan membahas strategi investasi yang rumit, Ramsey memilih pendekatan berbeda.

Ia menilai bahwa kelas menengah bukan tidak kaya karena kurang pendapatan, tetapi karena keputusan konsumsi tertentu yang menghambat kemampuan mereka membangun kekayaan. Dilansir New Trader U, berikut ini lima jenis pembelian yang menurut Ramsey membuat keluarga kelas menengah hidup dari gaji ke gaji.

Baca Juga

1. Mobil Baru dengan Skema Kredit

Ramsey menganggap cicilan mobil sebagai salah satu hambatan terbesar dalam membangun kekayaan. Mobil baru kehilangan sekitar 60 persen nilai dalam lima tahun pertama, menjadikannya “investasi” yang buruk. Meski begitu, jutaan orang mengikat diri dalam kredit 5 hingga 7 tahun demi membawa pulang mobil baru.

Menurut Ramsey, mobil adalah aset yang menyusut, dan membelinya dengan kredit adalah bunuh diri finansial. Bunga yang dibayar hanya menambah kerugian.

Solusinya: beli mobil bekas yang andal secara tunai. Mungkin tidak terlihat mewah, tetapi bisa menghemat untuk dapat dialihkan ke pelunasan utang atau investasi.

Masalah utamanya, kata Ramsey, adalah masyarakat terbiasa bertanya “berapa cicilannya per bulan?” alih-alih “berapa harga mobilnya sebenarnya?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement