Senin 20 Oct 2025 08:00 WIB

Perempuan Giriyoso Ubah Sisa Nasi Jadi Camilan Bernilai Ekonomi Tinggi

Kreativitas ibu-ibu KWT binaan MedcoEnergi mengubah bahan sederhana jadi sumber cuan.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Kelompok wanita tani (KWT), di Desa Griyoso, Kecamatan Jayaloka, Musi Rawas, Sumatera Selatan. KWT ini bagian dari program pengembangan masyarakat (PPM) Medco E&P.
Foto: Medco Energi
Kelompok wanita tani (KWT), di Desa Griyoso, Kecamatan Jayaloka, Musi Rawas, Sumatera Selatan. KWT ini bagian dari program pengembangan masyarakat (PPM) Medco E&P.

REPUBLIKA.CO.ID, GIRIYOSO -- Siti Kalimah, salah satu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Jaya di Desa Giriyoso, Kecamatan Jayaloka, Musi Rawas, menceritakan bagaimana sisa nasi di rumah bisa menjadi peluang usaha. Dari bahan sederhana itu, ia bersama beberapa rekannya menciptakan camilan unik bernama kerupuk naste, kerupuk nasi dan tempe, yang kini menjadi produk unggulan kelompoknya.

Ia merupakan bagian dari puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam sejumlah KWT binaan PT Medco Energi Internasional (MedcoEnergi) di desa tersebut. Kelompok ini berdiri sekitar lima tahun lalu. Selain kerupuk naste, mereka juga memproduksi berbagai olahan lain seperti keripik tempe, kerupuk jengkol, jamur crispy, serbuk jahe, kunyit, temulawak, hingga beras kencur. Hasil produksinya dijual di 18 hingga 20 warung sekitar desa dan juga dipasok ke dua dapur besar Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baca Juga

“Dari pesanan MBG saja kami bisa dapat untung bersih sekitar Rp 500 ribu untuk setiap 25 kilogram,” ujar Siti saat ditemui di Desa Giriyoso, Ahad (19/10/2025) lalu.

Ia memastikan pendapatan tambahan itu membantu banyak keluarga. Sebagian hasil usaha digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, membiayai anak kuliah, dan menabung membeli kambing. “Sekarang kami sudah punya lima kambing, dulu mulai dari satu saja,” kata Siti.

Kepala Desa Giriyoso, Ngatimin, menilai kreativitas kaum perempuan di desanya menjadi contoh bagaimana warga bisa mandiri di tengah tekanan harga komoditas karet yang menurun. Menurutnya, ibu-ibu yang dulu bergantung pada hasil kebun kini justru menjadi motor penggerak ekonomi desa.

“Usaha yang mereka rintis berkembang cepat karena kemauan belajar dan kerja sama yang kuat. Produk mereka bahkan sudah dipesan hingga Palembang dan Jawa,” ungkap Ngatimin.

Perubahan ini tidak muncul tiba-tiba. Sejak 2018, para anggota KWT di Giriyoso mendapatkan pelatihan berbagai keterampilan dari tim lapangan PT Medco Energi Internasional (MedcoEnergi). Pelatihan tersebut meliputi pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan lahan pekarangan, pembuatan pupuk kompos, hingga produksi organik. Para perempuan desa ini kemudian mulai menemukan nilai tambah dari hasil kebun mereka sendiri.

photo
Kelompok wanita tani (KWT), di Desa Griyoso, Kecamatan Jayaloka, Musi Rawas, Sumatera Selatan. KWT ini bagian dari program pengembangan masyarakat (PPM) Medco E&P. - (Frederikus Dominggus Bata/REPUBLIKA)

Vice President Onshore Asset MedcoEnergi, Irfan Eka Wardhana, menjelaskan pendampingan tersebut merupakan bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) perusahaan di wilayah operasinya. Dukungan diberikan dalam bentuk pelatihan, bantuan mesin penggiling, hingga pendampingan pemasaran agar produk lokal memiliki daya saing.

“Sebagai bagian dari industri hulu migas nasional, kami menjalankan tanggung jawab sosial dengan prinsip keberlanjutan. Energi yang kami hasilkan harus berdampak pada kemajuan masyarakat,” ujar Irfan.

Selain di bidang ekonomi, MedcoEnergi juga mendukung peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat melalui berbagai program seperti Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak, khitanan massal, serta penyediaan sarana air bersih dan sanitasi. Di sektor lingkungan, perusahaan menanam bibit buah dan terlibat dalam penghijauan di sekitar wilayah operasi.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, mengapresiasi langkah MedcoEnergi yang konsisten memperkuat kemandirian warga di sekitar wilayah operasi. Ia menilai inisiatif tersebut menunjukkan keseimbangan antara kegiatan industri migas dan pembangunan sosial

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement