REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran subsidi dan kompensasi sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai Rp218 triliun. Angka tersebut setara 44 persen dari target pagu APBN 2025 senilai Rp498,8 triliun.
“Hingga 31 Agustus 2025, realisasi subsidi dan kompensasi mencapai sekitar Rp218 triliun. Realisasi ini dipengaruhi fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar, serta pertumbuhan volume konsumsi barang bersubsidi,” ujar Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Purbaya memaparkan, konsumsi barang bersubsidi tercatat meningkat. Konsumsi BBM naik 3,5 persen menjadi 10,63 juta kiloliter dibanding realisasi 2024 sebanyak 10,28 juta kiloliter. Konsumsi LPG 3 kilogram naik 3,6 persen menjadi 4,91 juta ton dari 4,74 juta ton pada 2024.

Subsidi listrik juga meningkat dengan jumlah pelanggan mencapai 42,4 juta atau naik 3,8 persen dari 40,9 juta pelanggan tahun sebelumnya. Sementara penyaluran pupuk bersubsidi tumbuh 12,1 persen menjadi lima juta ton dari 4,4 juta ton pada 2024.
“Kondisi ini mengindikasikan bahwa subsidi tetap menjadi instrumen penting menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat,” jelas Purbaya.
Namun ia mengingatkan, peningkatan volume subsidi membutuhkan pengawasan lebih ketat agar penyaluran tepat sasaran. “Dari sisi anggaran, realisasi subsidi dan kompensasi hingga Agustus mencapai 43,7 persen dari pagu APBN 2025. Artinya, penyaluran subsidi masih sesuai target, meski pengawasan dan evaluasi tetap diperlukan untuk efektivitas ke depan,” ujarnya.