Sabtu 13 Sep 2025 14:35 WIB

SIG Fokus Efisiensi, Pasar Mikro, dan Ekspor untuk Perkuat Industri Semen

SIG targetkan kapasitas ekspor 1 juta ton per tahun lewat fasilitas baru di Tuban.

Petugas mengawasi proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara, Kamis (4/9/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 23,65 miliar dolar Amerika sepanjang periode Januari-Juli 2025 atau naik 7,40 miliar dibandingkan periode yang sama 2024, dan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 yang ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 34,06 miliar dolar Amerika, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 10,41 miliar dolar Amerika.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Petugas mengawasi proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara, Kamis (4/9/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 23,65 miliar dolar Amerika sepanjang periode Januari-Juli 2025 atau naik 7,40 miliar dibandingkan periode yang sama 2024, dan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 yang ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 34,06 miliar dolar Amerika, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 10,41 miliar dolar Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG tengah fokus pada tiga strategi utama, yakni peningkatan pengelolaan pasar mikro, efisiensi biaya, serta optimalisasi produk turunan semen dan portofolio. Ketiga strategi tersebut bertujuan mendekatkan SIG dengan pelanggan di setiap daerah, meningkatkan efektivitas rantai pasok, serta berkontribusi terhadap profitabilitas perusahaan.

Wakil Direktur Utama SIG, Andriano Hosny Panangian, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (13/9/2025), menyatakan optimistis terhadap prospek positif industri semen nasional seiring kebutuhan program 3 juta rumah dan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah.

Baca Juga

“Sebagai BUMN, SIG siap menyukseskan pembangunan di Indonesia dengan beragam solusi bahan bangunan yang inovatif, layanan berkualitas, serta dukungan jaringan produksi dan distribusi yang luas,” ujarnya.

Saat ini, SIG memiliki delapan merek semen yang kuat dan menjadi pemimpin pasar, yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Merdeka, dan Thang Long Cement.

Untuk produk yang dipasarkan di Indonesia, Andriano memastikan semuanya tersertifikasi SNI dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 90 persen, serta telah meraih sertifikat Green Label dari Green Product Council Indonesia.

“Komitmen keberlanjutan kami terlihat dari produk turunan seperti beton siap pakai dan bata interlock presisi yang memiliki emisi karbon hingga 38 persen lebih rendah dari produk konvensional,” kata Andriano.

SIG mengoperasikan pabrik semen terintegrasi di sembilan lokasi, pabrik pengemasan di 27 lokasi, tujuh pabrik penggilingan, serta tujuh pelabuhan. Jaringan distribusinya diperkuat lebih dari 350 distributor di Indonesia maupun Vietnam (TLCC), serta 63 ribu toko ritel di Indonesia.

Untuk menjaga kelancaran distribusi, SIG mengoptimalkan digitalisasi dan artificial intelligence (AI) dalam pengelolaan rantai pasok.

Selain itu, SIG juga membidik pasar ekspor yang pada semester I 2025 mencatatkan kenaikan 24,9 persen. Dukungan ekspor diperkuat dengan pengembangan dermaga dan fasilitas produksi di Pabrik Tuban, Jawa Timur, yang bekerja sama dengan Taiheiyo Cement Corporation.

Sejak 3 Maret hingga 14 Agustus 2025, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), anak usaha SIG, telah melakukan uji coba pengiriman semen dari dermaga Tuban dengan volume 27.765 ton menggunakan empat kapal menuju packing plant di Lampung dan Belawan.

“Dengan kapasitas ekspor hingga 1 juta ton semen per tahun, proyek ini akan menjadi tonggak penting untuk memperkuat daya saing pasar ekspor sekaligus jaringan distribusi global,” ujar Andriano.

Baru-baru ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA Stabil untuk SIG dan Obligasi Berkelanjutan I dan II.

“Penetapan peringkat ini mencerminkan peran penting SIG dalam agenda pembangunan, posisi pasar yang kuat, diversifikasi fasilitas produksi dan logistik, serta profil keuangan yang konservatif,” ujar Andriano.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement