Selasa 09 Sep 2025 13:24 WIB

Mendag Pastikan Beras Premium Sudah Kembali Masuk Pasar Ritel

Beras SPHP dapat menjadi opsi lain.

Konsumen membeli beras SPHP di salah satu ritel modern di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Konsumen membeli beras SPHP di salah satu ritel modern di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan beras premium saat ini sudah masuk di sebagian besar ritel. Hal itu disampaikan Mendag usai meninjau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok di Pasar Nyanggelan, Desa Adat Panjer, Denpasar, Bali, Selasa (9/9/2025). Ini merespons masih adanya kelangkaan komoditas tersebut terutama di Bali.

“Seperti di ritel modern ya, jadi kami sudah koordinasi, memang ada beberapa belum, tapi kami kemarin beberapa kali komunikasi dengan ritel dan bisa kami sampaikan bahwa sebagian besar sudah terisi beras-beras premium,” kata Mendag.

Baca Juga

Selain memastikan beras premium sudah mulai masuk di ritel modern, Mendag juga mendapati bahwa masyarakat lebih banyak membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang harganya lebih murah. Menurutnya, hal ini menunjukkan meski masih terdapat kelangkaan beras premium, beras SPHP dapat menjadi opsi lain.

“Kalau untuk minimarket (ritel modern) itu rata-rata konsumennya lebih suka yang SPHP. SPHP sudah penuh (stoknya) di minimarket,” ujarnya.

Oleh karena itu, Mendag menilai langkah yang dapat dilakukan pemerintah adalah memberikan intervensi terhadap harga beras SPHP, mengingat saat ini harga yang beredar masih di bawah harga acuan.

“Ya makanya kami ada intervensi, kan beras normal tadi seharusnya dijual Rp 62.500 per 5 kilogram, tapi dijual malah cuma Rp 60.000,” katanya.

Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Asinaga Budiman membenarkan beras premium sudah mulai masuk kembali pascakondisi maraknya beras oplosan. Namun, menurutnya, ritel di Bali masih menghadapi kendala harga dari produsen yang sudah tinggi.

“Betul beras premium ada, (merek) Putri Sejati, Topi Koki, Ratu, Kleneng, dan lain-lain, tapi kondisi harganya (ritel membeli) sudah di atas HET,” kata Budiman.

Sementara itu, Satgas Pangan meminta ritel di Bali menjual beras premium dengan harga tidak melebihi HET. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha ritel untuk menjual beras premium.

“Kami di ritel modern tidak berani jual, karena harga dari pabrik sudah lebih dari HET, ritel tidak berani ambil risiko jika kami jual di atas HET,” ujar Ketua Aprindo Bali itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement