Jumat 05 Sep 2025 18:30 WIB

JP Morgan Nilai Pemerintah Berhasil Redam Dampak Demo terhadap Investor

Kegiatan investasi berjalan normal, JP Morgan yakini potensi ekonomi RI tetap kuat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Pendemo membakar Gedung ACC di seberang Mako Brimob, Kwitang, Jumat (29/8/2025). Menurut JP Morgan, pemerintah dinilai cukup menenangkan para investor dalam merespons tensi politik yang terjadi belakangan ini. (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Pendemo membakar Gedung ACC di seberang Mako Brimob, Kwitang, Jumat (29/8/2025). Menurut JP Morgan, pemerintah dinilai cukup menenangkan para investor dalam merespons tensi politik yang terjadi belakangan ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan layanan jasa keuangan dan bank investasi JP Morgan menanggapi kondisi para investor di tengah bergulirnya aksi demonstrasi di Indonesia sejak akhir Agustus hingga awal September 2025. Menurut JP Morgan, pemerintah dinilai cukup menenangkan para investor dalam merespons tensi politik yang terjadi belakangan ini.

CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, mengatakan agenda JP Morgan bersama para investor tidak mengalami gangguan akibat aksi demonstrasi. Hal itu terbukti pada Rabu (3/9/2025), saat demonstrasi masih berlangsung, JP Morgan tetap menggelar investment forum yang dihadiri 207 investor dari dalam dan luar negeri.

Baca Juga

“Demo yang terjadi minggu lalu dan minggu ini tidak membuat kita membatalkan Investment Forum. Ini suatu confidence yang memang harus kita kelola dan rencanakan dengan baik,” ujar Gioshia dalam konferensi pers Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Pasar Saham Indonesia pada 2025 yang digelar di Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025).

Menurutnya, tensi politik berangsur menurun seiring tersampaikannya aspirasi masyarakat dan reaksi pemerintah yang membuat pasar lebih tenang.

“Harapan kita supaya proses itu (demonstrasi) bisa membuat lebih baik, lebih disiplin, lebih transparan. Kalau itu terjadi, dengan confidence yang JP Morgan bawa kemarin, mengumpulkan investor, korporat, dan financial institution jadi satu, serta menghadirkan pembicara dari pemerintah dan korporat (BUMN), mereka memberi keyakinan bahwa ini adalah proses yang Insya Allah akan didengarkan dan diperbaiki,” jelasnya.

Dengan langkah pemerintah menenangkan pelaku pasar, diyakini tujuan menciptakan perubahan yang lebih baik dan berkualitas bisa tercapai. Dalam konteks persaingan, Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara seperti Vietnam yang pertumbuhan investasinya pesat.

“Jadi saya optimistis mudah-mudahan government action-nya lebih baik dan terimplementasi bersama mitra di DPR, sehingga usaha-usaha ini bisa lebih certain dan cepat. Itu yang kita lihat di Vietnam, mudah-mudahan Indonesia bisa mencontoh, sehingga industri kita bisa lebih maju,” ungkapnya.

Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, menambahkan Indonesia tetap menjadi negara dengan potensi besar untuk berinvestasi. Menurutnya, dalam jangka panjang Indonesia berpeluang naik kelas sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

“Pemerintah bilang 2045 visi emasnya Indonesia jadi top five atau top four economy in the world. Kami membuat scientific analysis bagaimana kalau pertumbuhan PDB hanya 5 persen, tidak naik ke 6, 7, atau 8 persen. Kalau asumsi negara lain tumbuhnya sama, pada 2045 Indonesia bisa jadi negara dengan ekonomi terbesar keenam di dunia. Masuk top ten, dari sekarang di posisi top sixteen. Itu narasi jangka panjang yang sangat powerful,” terang Henry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement