Senin 01 Sep 2025 14:47 WIB

Sri Mulyani: Tugas Kita Perbaiki Kualitas Demokrasi, Bukan dengan Anarki

Menkeu menegaskan jalur hukum konstitusional lebih beradab daripada kekerasan.

Sri Mulyani menambahkan, sebagai Menteri Keuangan, ia menjalankan tugas yang tidak mudah.
Foto: Humas LPS
Sri Mulyani menambahkan, sebagai Menteri Keuangan, ia menjalankan tugas yang tidak mudah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya buka suara setelah rumahnya dijarah massa. Hal ini berkaitan dengan rentetan aksi demonstrasi yang berujung pada perusakan rumah sejumlah tokoh dalam beberapa hari terakhir.

Pertama-tama, ia mengucapkan terima kasih atas simpati, doa, serta dukungan moral terhadap dirinya dalam menghadapi situasi ini. Ia memahami bahwa membangun Indonesia bukanlah proses yang mudah. Menurutnya, para pendahulu bangsa pun pernah menghadapi tantangan serupa.

Baca Juga

Sri Mulyani menegaskan, sebagai pejabat negara, dirinya disumpah oleh Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan semua undang-undang yang berlaku. Hal tersebut, tegasnya, tidak ada kaitannya dengan selera pribadi. Undang-undang disusun dengan melibatkan pemerintah, DPR, DPD, serta partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan.

“Apabila publik tidak puas dan hak konstitusinya dilanggar oleh undang-undang, dapat dilakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bila pelaksanaan undang-undang menyimpang, perkara dapat dibawa ke pengadilan hingga Mahkamah Agung (MA). Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab,” kata Menkeu dalam unggahan di media sosial resminya, dikutip Senin (1/9/2025).

Ia melanjutkan, dalam proses tersebut tentu masih banyak hal yang belum sempurna. “Tugas kita adalah terus memperbaiki kualitas demokrasi, bukan dengan anarki, intimidasi, maupun represi,” ujar Sri Mulyani.

Menkeu menegaskan, tugas negara harus dijalankan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan, profesionalisme, dan akuntabilitas. Sebagai pejabat negara, kata dia, jelas dilarang melakukan korupsi. Ia mengaku merasa terhormat sekaligus mendapat tugas yang sangat mulia.

Sri Mulyani menambahkan, sebagai Menteri Keuangan, ia menjalankan tugas yang tidak mudah. Pekerjaan tersebut sangat kompleks dan memerlukan kearifan, empati, kepekaan mendengar, serta memahami suara masyarakat, karena menyangkut kehidupan rakyat dan masa depan bangsa.

Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat, termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus memberikan masukan, kritik, sindiran, hingga nasihat. Ia juga berterima kasih atas doa dan semangat agar pemerintah terus berbenah diri. Menurutnya, semua dinamika tersebut merupakan bagian dari proses membangun Indonesia.

“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, bukan dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, memecah belah, menebar kebencian, kesombongan, melukai, atau mengkhianati perasaan publik,” tegas Sri Mulyani.

Di akhir tulisannya, ia memohon maaf karena masih banyak kekurangan dalam penugasannya. Ia berjanji akan terus melakukan perbaikan. “Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” kata Sri Mulyani.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement