REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MMA Global Indonesia kembali menghadirkan Executive Dialogues 2025 sebagai wadah untuk membahas perkembangan dunia marketing di tengah dinamika ekonomi yang semakin menantang. Chairperson MMA Global Indonesia Sutanto Hartono, menyampaikan acara ini menghadirkan berbagai pemimpin industri dan praktisi untuk saling bertukar gagasan mengenai strategi menghadapi perubahan perilaku konsumen.
"Marketing ini harus step up untuk mempunyai critical role dan menjadi mesin untuk menggalang kesuksesan bisnis atau engine growth of business," ujar Sutanto dalam acara MMA Global Indonesia Executive Dialogues 2025 di Hotel The Hermitage, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Sutanto menegaskan pandangan lama yang menempatkan marketing sekadar sebagai fungsi pendukung sudah tidak relevan. Menurutnya, pemasaran kini memiliki peran sentral dalam menentukan arah pertumbuhan bisnis di era yang penuh ketidakpastian.
"Terkadang marketing kerap disalahartikan hanya sebagai salah satu supporting function dalam sebuah organisasi," ucap Sutanto.
Sutanto mengatakan perubahan gaya hidup masyarakat, perkembangan platform media, serta ketersediaan data analytics menuntut strategi pemasaran yang lebih cermat. Perusahaan tidak cukup hanya mengedepankan brand awareness, melainkan harus mampu mendorong konsumen melakukan tindakan nyata.
"Kita harus lebih jeli melihat tidak hanya membangun brand awareness, namun juga bagaimana memengaruhi konsumen membeli barang," lanjut Sutanto.
Sutanto menilai perubahan tindakan konsumen itu bisa berupa berbagai hal, mulai dari belanja langsung di toko, melakukan transaksi daring, hingga mendaftar layanan digital. Menurut Sutanto, semua bentuk tindakan ini memerlukan langkah pemasaran yang lebih terukur dan terintegrasi.
Sutanto juga mencontohkan bagaimana perubahan strategi marketing dipengaruhi perkembangan teknologi dan dinamika media. Jika dahulu televisi menjadi media utama, kini strategi komunikasi harus disertai pendekatan digital yang lebih menyeluruh.
"Kalau kita bicara stream berawal TV mendominasi, nah sekarang juga harus didampingi dengan digital," ungkap Sutanto.
Sutanto menyebut fenomena serupa juga terjadi di media sosial yang terus berevolusi dalam menentukan pengaruh. Jika sebelumnya dominasi ada di tangan mega-influencer, kini konsumen lebih percaya kepada nano dan micro-influencer yang dianggap lebih kredibel.
Sutanto menyampaikan perubahan yang terus bergulir menuntut perusahaan untuk gesit dalam menyesuaikan strategi. Sutanto menekankan kelincahan menjadi kunci dalam menghadapi dinamika lingkungan bisnis dan konsumen yang sangat cepat bergerak.
"Agile dan harus lincah menjadi kata kunci untuk mengadaptasi dari sisi apa yang telah terjadi di lingkungan kita," ucap Sutanto.
Selain membahas media dan konsumen, Sutanto juga menyoroti fenomena gaya hidup baru yang berdampak pada pola konsumsi. Salah satu contohnya adalah olahraga padel yang belakangan ini berkembang pesat di Indonesia dan mengubah perilaku masyarakat urban.
"Salah satu hal yang terjadi dalam pikiran saya adalah olahraga padel yang kini sangat sulit mendapat (jadwal) lapangan padel," lanjut Sutanto.
Menurut Sutanto, perubahan gaya hidup tersebut bahkan memengaruhi pola hiburan malam masyarakat. Sutanto mencontohkan bagaimana konsumsi alkohol menurun karena lapangan padel masih beroperasi hingga dini hari, sehingga memunculkan pola aktivitas malam yang baru.
Menurut Sutanto, lerusahaan yang mampu membaca dan memanfaatkan tren gaya hidup baru ini diyakini akan meraih peluang besar. Sutanto menyebut bisnis dapat mengambil manfaat dengan menyelenggarakan acara, workshop, hingga membentuk komunitas yang terhubung dengan perubahan gaya hidup tersebut.
"Perusahaan yang berhasil mengkapitalisasi ini, saya yakin, akan dapat mengangkat ini dengan hosting komunitas, acara, workshop, dan menyatu dengan perubahan gaya hidup tersebut," kata Sutanto.
Rekomendasi
-
UMKM Sumbang 60 Persen Ekonomi, BI Fokus Perkuat Inklusi Keuangan
-
-
Selasa , 26 Aug 2025, 17:58 WIB
Baker Hughes Digandeng BP Dukung Kilang Tangguh LNG di Papua Barat
-
Selasa , 26 Aug 2025, 17:46 WIB
DJP Revisi Aturan Pajak E-Commerce, Ini Penjelasannya
-
Selasa , 26 Aug 2025, 17:38 WIB
IBC Angkat Isu Pertumbuhan Inklusif di Indonesia Economic Summit 2026
-
Selasa , 26 Aug 2025, 17:35 WIB
IHSG Melemah Hari Ini, Pasar Waspadai Ancaman Tarif Trump
-