Jumat 08 Aug 2025 09:51 WIB

IHSG Menguat Seiring Optimisme Pemangkasan Suku Bunga The Fed

IHSG dibuka menguat 149,01 poin atau 1,99 persen ke posisi 7.639,19.

Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/8/2025) bergerak menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. IHSG dibuka menguat 149,01 poin atau 1,99 persen ke posisi 7.639,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,01 poin atau 0,76 persen ke posisi 801,58.

IHSG pada akhir pekan ini berpeluang bergerak sideways (mendatar), menurut kajian Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, yang diakses di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Dari mancanegara, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95 persen pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dan sebesar 68 persen pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025.

Data ekonomi AS terbaru, termasuk klaim pengangguran mingguan, mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi cukup kuat, setelah laporan ketenagakerjaan AS periode Juli 2025 yang lebih lemah dari perkiraan sempat mengguncang pasar pada pekan lalu.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia tetap tinggi sebesar 152,0 miliar dolar AS pada akhir Juli 2025.

Meskipun sedikit menurun dibandingkan posisi cadev pada akhir Juni 2025 sebesar 152,6 miliar dolar AS, namun tetap mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang kuat.

Pada perdagangan Kamis (07/08), bursa saham Eropa ditutup variatif, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,38 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,69 persen, indeks DAX Jerman naik 1,12 persen, serta indeks CAC Prancis naik 0,97 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup variatif pada perdagangan Kamis (07/08), diantaranya indeks Dow Jones Industrial Average turun 224,48 poin atau 0,51 persen ditutup di level 43.968,64, indeks S&P 500 melemah 0,08 persen dan berakhir di 6.340,00, sementara Nasdaq Composite naik 0,35 persen ditutup di 21.242,70.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 830,85 poin atau 2,03 persen ke 41.894,50, indeks Shanghai melemah 4,48 poin atau 0,13 persen ke 3.635,76, indeks Hang Seng melemah 168,13 poin atau 0,54 persen ke 24.941,00, indeks Straits Times turun 25,67 poin atau 0,58 persen ke 4.233,00.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement