Rabu 30 Jul 2025 19:12 WIB

DPK Tembus Rp 1.190 Triliun, Transaksi Digital BCA Naik 17 Persen

Dana murah masih mendominasi sebesar 82,5 persen dari total DPK.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Nasabah melakukan tarik tunai secara cardless atau tanpa kartu melalui mobile banking BCA Syariah di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Transaksi mobile banking BCA Syariah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Per Maret 2023, jumlah transaksi mencapai 1,8 juta transaksi atau meningkat 41,5 persen dengan pertumbuhan jumlah pengguna mobile banking sebesar 25,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Modernisasi IT dan pengembangan fitur e-channel menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ditargetkan tumbuh 10 sampai 12 persen di akhir tahun 2023. 
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah melakukan tarik tunai secara cardless atau tanpa kartu melalui mobile banking BCA Syariah di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Transaksi mobile banking BCA Syariah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Per Maret 2023, jumlah transaksi mencapai 1,8 juta transaksi atau meningkat 41,5 persen dengan pertumbuhan jumlah pengguna mobile banking sebesar 25,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Modernisasi IT dan pengembangan fitur e-channel menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ditargetkan tumbuh 10 sampai 12 persen di akhir tahun 2023. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.190 triliun per Juni 2025, tumbuh 5,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Komposisi dana murah (current account and savings account/CASA) masih mendominasi sebesar 82,5 persen dari total DPK.

Kontribusi dana giro dan tabungan mencapai Rp 982 triliun, naik 7,3 persen secara tahunan. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan volume dan frekuensi transaksi perbankan yang terus meningkat.

Baca Juga

Total frekuensi transaksi nasabah BCA naik 17 persen YoY pada semester I 2025, dan telah tumbuh 3,5 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Transaksi digital melalui mobile dan internet banking menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 19 persen yoy.

BCA juga terus mengembangkan aplikasi myBCA. Salah satu inovasi terbaru adalah integrasi portofolio saham dan obligasi milik nasabah di BCA Sekuritas langsung ke dalam aplikasi. Selain itu, BCA menambahkan mata uang Won Korea Selatan dalam fitur Poket Valas myBCA, sehingga kini tersedia 17 mata uang asing yang dapat diakses nasabah.

“BCA berkomitmen terus menghadirkan inovasi dan memperluas cakupan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah," kata Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam Taklimat Media Paparan Kinerja BCA Semester I 2025 yang digelar secara daring, Rabu (30/7/2025).

Dari sisi kinerja, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 8 persen yoy menjadi Rp 29 triliun pada semester I 2025. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 7 persen menjadi Rp 42,5 triliun, sementara pendapatan non-bunga meningkat 10,6 persen menjadi Rp 13,7 triliun. Total pendapatan operasional mencapai Rp 56,2 triliun atau tumbuh 7,8 persen, dengan rasio cost to income (CIR) menurun ke 29,1 persen dari 30,5 persen tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement