REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025. Tahun ini menjadi momen penting bagi TBS dalam mempercepat transformasi portofolio bisnis menuju model berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.
Di tengah pasar batubara yang terus melemah dan langkah strategis divestasi dari aset-aset konvensional, TBS tetap mencatat kemajuan nyata dalam agenda transisinya. Perseroan telah aktif masuk ke tiga lini usaha baru—pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. Ketiga pilar ini menjadi fondasi utama dalam membangun bisnis yang lebih resilien, rendah karbon, dan berorientasi masa depan.
Pada semester I 2025, pendapatan konsolidasian TBS tercatat sebesar 172,2 juta dolar AS, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 248,7 juta dolar AS. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan batubara dari 1,7 juta ton menjadi 0,7 juta ton, serta harga jual rata-rata yang menurun dari 83 dolar AS per ton menjadi 52,9 dolar AS per ton. Tren penurunan harga tersebut sejalan dengan melandainya indeks harga batubara global sejak tahun lalu. Penurunan volume juga disebabkan oleh melemahnya permintaan dan keputusan Perseroan untuk menyesuaikan strategi penjualan demi menanti momentum harga yang lebih baik.
Segmen pertambangan dan perdagangan batubara mencatatkan pendapatan sebesar 91,6 juta dolar AS atau 53 persen dari total pendapatan, turun dari 82 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan komitmen TBS dalam mengurangi ketergantungan terhadap sektor batubara dan mempercepat transisi menuju portofolio yang lebih hijau.
Perseroan mencatat rugi bersih sebesar 115,3 juta dolar AS, sebagian besar akibat rugi non-kas dari divestasi dua anak usaha PLTU—PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP)—yang diselesaikan pada Maret dan Mei 2025. Rugi non-kas dari divestasi ini mencapai 96,9 juta dolar AS. Meski rugi, divestasi ini menghasilkan dana tunai masuk sebesar 123,6 juta dolar AS dan memperkuat fundamental keuangan Perseroan.