REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Microsoft mengonfirmasi akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 9.000 karyawannya dalam gelombang terbaru pada 2025. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari penyesuaian organisasi demi menghadapi dinamika pasar dan memperkuat investasi di bidang kecerdasan buatan (AI).
“Microsoft terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis,” ujar juru bicara perusahaan kepada BBC.
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 4 persen dari total 228.000 tenaga kerja global Microsoft.
Beberapa divisi terdampak, termasuk unit permainan video Xbox. Laporan dari The Verge dan IGN menyebut Microsoft telah membatalkan rencana pengembangan ulang gim Perfect Dark dan menghentikan proyek Everwild. Studio The Initiative yang menangani Perfect Dark juga dikabarkan akan ditutup.
PHK juga berdampak pada studio-studio lain di bawah naungan Microsoft, seperti Turn 10 (pengembang Forza Motorsport) dan ZeniMax Online Studios (pengembang Elder Scrolls Online). Direktur ZeniMax, Matt Firor, menyatakan akan mengundurkan diri pada Juli 2025 setelah 18 tahun di perusahaan tersebut.
Romero Games Ltd, studio independen di Irlandia yang didirikan pengembang Doom John Romero, juga terkena dampak setelah pendanaan proyeknya dihentikan oleh penerbit. “Game dan studio kami juga terpengaruh,” kata Romero dalam unggahan di platform X.
Microsoft telah melakukan tiga putaran PHK sebelumnya pada 2025, termasuk pada Mei lalu ketika sekitar 6.000 posisi dipangkas. Berdasarkan data negara bagian Washington, lebih dari 800 posisi dipusatkan di Redmond dan Bellevue, pusat utama Microsoft.