Kamis 13 Jun 2024 16:24 WIB

Waduh, Profesi Driver dan Tenaga Administrasi Bisa Hilang Tergerus AI

Sejumlah pekerjaan atau profil kerja tertentu akan terdistraksi oleh automatisasi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pelayan robot (ilustrasi). Sejumlah pekerjaan akan terganti dengan AI.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pelayan robot (ilustrasi). Sejumlah pekerjaan akan terganti dengan AI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian mengakui adanya sejumlah sektor pekerjaan yang bakal tergantikan oleh artificial intelligence (AI). Sehingga ke depan akan hilang beberapa lapangan pekerjaan konvensional.

Hal itu disampaikan oleh Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja (PPTK) Kemenko Perekonomian Chairul Saleh. Chairul menyebut, hal itu terlihat dari tren perkembangan implementasi AI yang terjadi saat ini. Yang mana sejumlah pekerjaan atau profil kerja tertentu akan terdistraksi oleh automatisasi.

Baca Juga

“Yang jelas pertama, pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang. Terus yang sifatnya administrasi, itu sudah pasti akan terjadi karena semua sudah bisa terbaca oleh algoritma,” kata Chairul dalam agenda Media Briefing ‘Perkembangan Kebijakan Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM’ di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024).

Chairul mencontohkan profesi yang tergerus diantaranya yakni pengemudi atau driver. Profesi tersebut bisa tergeserkan oleh inovasi autopilot pada kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Dia menyebutkan sudah adanya implementasi itu pada perusahaan semisal Tesla. 

 

“Tesla misalnya, navigasinya sudah otomatis. Itu mungkin pekerjaan-pekerjaan driver besok bisa hilang,” kata dia.

Sebagai upaya mengantisipasi hal itu, Chairul mengatakan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Spesifik SDM-SDM yang memiliki kapabilitas dalam mengoperasikan kemajuan teknologi.

“Hanya persoalannya bagaimana kita bisa menyiapkan tenaga kerja yang punya skill untuk bisa memanajemen atau mengelola AI menjadi sebuah proses pekerjaan,” ujarnya. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement