Jumat 06 Jun 2025 15:56 WIB

Awal Juni, IHSG Terkoreksi ke Level 7.113 di Tengah Penurunan Volume Transaksi

IHSG ditutup melemah ke level 7.113,425.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan melintas didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan pertama Juni 2025 mengalami koreksi. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2–5 Juni 2025, IHSG ditutup melemah ke level 7.113,425 dari 7.175,819 pada pekan sebelumnya, atau turun 0,87 persen.

"Pergerakan IHSG selama sepekan turut mengalami perubahan sebesar 0,87 persen ditutup pada level 7.113,425 dari 7.175,819 pada pekan lalu," tulis BEI dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (6/6/2025).

Baca Juga

Penurunan IHSG ini juga sejalan dengan turunnya kapitalisasi pasar BEI sebesar 0,32 persen menjadi Rp12.381 triliun dari Rp12.420 triliun pada pekan sebelumnya.

Volume Turun, Frekuensi Naik

Dari sisi aktivitas perdagangan, rata-rata volume transaksi harian turun signifikan sebesar 22,88 persen menjadi 24,29 miliar lembar saham dari 31,49 miliar lembar pada pekan sebelumnya. Meskipun demikian, terdapat kenaikan pada rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 4,43 persen menjadi 1,37 juta kali dari 1,31 juta kali.

Rata-rata nilai transaksi harian juga meningkat 2,18 persen menjadi Rp17,14 triliun dari Rp16,78 triliun.

Investor asing selama sepekan mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp720,62 miliar. Secara kumulatif sejak awal tahun 2025, total jual bersih investor asing di pasar saham mencapai Rp49,89 triliun.

Obligasi Baru dan Aktivitas Pasar Surat Utang

Pada awal pekan, tepatnya Senin (2/6/2025), BEI mencatat penerbitan obligasi baru: Obligasi Berkelanjutan III Bussan Auto Finance Tahap III Tahun 2025 oleh PT Bussan Auto Finance, dengan nilai nominal Rp1,2 triliun. Obligasi ini memperoleh peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan AAA(Idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia, dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Dengan pencatatan ini, sepanjang 2025 telah tercatat 45 emisi obligasi dan sukuk dari 31 emiten, dengan total nilai Rp58,74 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang aktif di BEI mencapai 606 emisi dengan nilai outstanding Rp485,93 triliun dan 107,92 juta dolar AS.

BEI juga mencatat 194 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp6.350,24 triliun dan 502,10 juta dolar AS, serta tujuh emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,25 triliun.

Dukungan untuk Pasar Surat Utang

Pada Selasa (3/6/2025), BEI bersama self-regulatory organization (SRO) lain berkolaborasi dengan PEFINDO dan Credit Guarantee & Investment Facility (CGIF) menggelar seminar bertajuk “Accelerate Your Growth: Secure Capital and Unlock Values with Domestic Bond Markets”.

Seminar ini terdiri dari dua sesi: sesi pertama membahas proyeksi makroekonomi dan pasar obligasi, dengan narasumber dari PT Trimegah Sekuritas Indonesia, dan sesi kedua mengenai peran strategis pasar obligasi dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan, dengan narasumber dari BEI, PEFINDO, PT Taspen (Persero), dan CGIF.

BEI berharap acara ini mendorong perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal domestik sebagai sumber pendanaan melalui penerbitan surat utang dan pencatatan efek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement