REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia mengesahkan jeda selama 90 hari sebagai bagian dari rencana tarifnya, Rabu (9/4/2025) waktu setempat. Namun di saat yang sama Trump malah menaikkan tarif untuk Tiongkok menjadi 125 persen yang berlaku segera.
Kebijakan penundaan penerapan tarif tersebut tersebut pun tidak berlaku untuk tarif otomotif AS sebesar 25 persen. Hal ini menuai kritik dari kelompok bisnis dan otomotif Michigan
Kamar Dagang (Kadin) Daerah Detroit dan MichiganAuto meminta Trump untuk melindungi kerangka rantai pasokan internasional industri otomotif yang kompleks dari fragmentasi berbahaya yang melemahkan daya saing globalnya.
Semua negara lain yang dikenai tarif resiprokal pada Rabu akan melihat tarif kembali turun ke tarif universal 10 persen seperti yang berlaku selama ini.
Berbicara kepada wartawan setelah pengumuman tersebut, Trump berkata, belum ada yang berakhir, tetapi AS memiliki respons yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China. "China ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," ujar Trump.
Dilansir laman Anadolu Agency, Trump mengatakan penangguhan itu diberikan karena negara-negara tersebut telah menghubungi mitra mereka di AS untuk mencari solusi terkait isu-isu perdagangan, hambatan dagang, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter.
Trump juga menambahkan bahwa negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat “dalam bentuk apa pun.”
“Saya telah mengesahkan PAUSE (penangguhan) selama 90 hari dan menetapkan tarif timbal balik yang jauh lebih rendah, sebesar 10 persen, yang juga berlaku segera,” ujarnya.