REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Java Coffee berhasil menembus pasar Eropa. Kopi premium Indonesia yang diproduksi Java Coffee Estate (JCE) ini diproduksi dengan menerapkan standar keberlanjutan dan sesuai sertifikasi internasional.
Termasuk penerapan sertifikasi Rainforest Alliance (RA) dan European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang menjadi syarat utama bagi produk agrikultur masuk ke pasar Uni Eropa. "Kopi premium Indonesia yang dikenal dengan Java Coffee semakin mendunia," ujar Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Perkebunan kopi JCE yang dikelola melalui kerja sama antara PTPN IV PalmCo dan PTPN I ini merupakan salah satu produsen kopi arabika specialty Indonesia. Jatmiko menyampaikan pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi berkelanjutan yang dilakukan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan berbagai langkah yang dilakukan, manajemen ingin menjadikan Java Coffee Estate sebagai produsen kopi berkualitas terbaik yang tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan global. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan produksi kopi di JCE Estate adalah
penerapan program intensifikasi melalui replanting, yang telah dilakukan secara bertahap sejak 2021 hingga 2025 dengan total tanaman baru mencapai 1.500 hektare.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan menanam ulang pohon kopi menggunakan varietas unggul, sekaligus menerapkan teknologi pertanian terbaru yang lebih efisien. “Program replanting ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga membantu memperpanjang siklus produksi kopi di perkebunan," ujar Jatmiko.
JCE juga berkomitmen memenuhi regulasi ketat yang diberlakukan di pasar ekspor. Salah satu tantangan terbesar industri kopi saat ini adalah regulasi EUDR, yang mewajibkan produk agrikultur yang masuk ke Uni Eropa bebas dari unsur deforestasi. Oleh karena itu, penerapan sistem ketelusuran (traceability) di setiap tahap produksi menjadi bagian penting dalam memastikan kepatuhan terhadap aturan tersebut.
Direktur Pemasaran Holding PTPN III (Persero) sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara Kementerian BUMN, Dwi Sutoro, optimistis ekspor kopi dari JCE akan terus meningkat pada 2025. “Melihat tren positif sepanjang 2024, kami yakin ekspor kopi Arabika specialty dari JCE akan terus tumbuh," katanya.
Lebih lanjut, Dwi Sutoro mengatakan keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas, tetapi juga memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar global. Java Coffee Estate diharapkan dapat menjadi barometer keberhasilan agribisnis kopi di Tanah Air, sekaligus bukti bahwa Indonesia mampu bersaing
di industri kopi premium dunia.