REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) merespons isu masih ada petani yang menjual gabah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Beredar pemberitaan petani di Desa Sumberjo, Jombang, Jawa Timur melepas gabah kering panen (GKP) ke tengkulak Rp 5.000 per kilogram (kg).
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan semua pihak wajib membeli GKP petani seharga Rp 6.500 per kg. Ini berlaku untuk semua kualitas. Ketentuan tersebut diperkuat lewat aturan terbaru yang dikeluarkan Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA).
Sehingga apa yang terjadi di Jombang keluar dari aturan semestinya. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono mengatakan pihaknya akan menginformasikan kabar tersebut ke Perum Bulog setempat.
"Agar konsisten turun menyerap gabah petani. Tadi pagi kami dapat laporan petani wilayah tersebut sudah tertangani," ujar Arief dalam pesan singkat kepada segenap wartawan di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Ia kembali menegaskan komitmen pemerintah. Ini perihal GKP yang dihargai Rp 6.500 per kg. Bulog dan swasta diwajibkan melakukan penyerapan sesuai ketentuan itu.
"Saya kira sudah clear dan Bulog bekerja sangat baik. Bila ada temuan atau laporan gabah di bawah HPP, segera hubungi Bulog setempat saja," kata Arief.
Pemerintah, jelas dia, akan membeli GKP sesuai harga yang ditetapkan. Saat panen raya, Presiden Prabowo juga menyinggung hal itu. Muaranya demi kesejahteraan petani.
Sebelumnya, dalam rilis Kementan, para petani di berbagai sentra produksi padi nasional dikabarkan bersyukur atas kebijakan pemerintah yang menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan ini dinilai mampu meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, sekaligus mendorong produktivitas pertanian.
Joko (47), Ketua Gapoktan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyampaikan bahwa kebijakan Presiden Prabowo telah berdampak langsung pada hasil dan kesejahteraan petani. Menurutnya, produksi padi di daerahnya mampu meningkat hingga tujuh kali panen dalam dua tahun terakhir.
“Kami para petani di Ngawi bahagia dengan kebijakan Bapak Presiden. Harga gabah naik menjadi Rp 6.500 per kilogram, dan pupuk pun kami terima dengan sangat mudah,” ujar Joko.
Selain itu, Joko juga mengapresiasi langkah cepat Perum Bulog yang turun langsung ke lapangan untuk menyerap hasil panen petani. “Alhamdulillah, Bulog bergerak cepat. Pupuk mudah didapat. Harapan kami, sistem penyalurannya bisa terus disederhanakan agar tengkulak tidak lagi bermain di sektor pertanian,” imbuhnya.
Senada dengan Joko, Ketua Gapoktan Sumber Makmur di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, juga mengungkapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas perhatian serius terhadap petani.
“Alhamdulillah, pengolahan lahan pertanian kini semakin baik. Pupuk lancar, harga gabah stabil, dan irigasi berfungsi dengan baik. Ini semua berkat kepemimpinan Presiden Prabowo,” katanya.
Ia menambahkan, hasil panen raya di wilayahnya telah mencapai 10,2 ton per hektare, meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya 7,5 ton per hektare. “Pupuk lancar, penghasilan meningkat. Petani benar-benar merasakan manfaatnya,” ucapnya.
Presiden Prabowo bersama Mentan Amran menghadiri Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, yang dipusatkan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, Presiden juga ikut mengoperasikan combine harvester, alat panen modern yang menjadi simbol kemajuan mekanisasi pertanian nasional.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan menaikkan HPP gabah ini menjadi bentuk nyata keberpihakan Presiden kepada petani. Ia menyebut lebih dari 100 juta petani di Indonesia merasakan manfaat langsung dari kebijakan tersebut.
“Terima kasih dari petani Indonesia. Harga gabah naik Rp6.500 per kilogram. Ini adalah kebahagiaan besar bagi seluruh petani. Petani juga merasa terbantu karena distribusi pupuk kini jauh lebih mudah dan efisien,” kata Amran.
Menutup acara panen raya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi dan rasa hormatnya kepada seluruh petani Indonesia. Ia menegaskan bahwa petani adalah pahlawan pangan yang wajib dimuliakan.