Ahad 30 Mar 2025 08:54 WIB

InJourney Ungkap Perayaan Nyepi tak Ganggu Penerbangan Mudik

Selama masa Nyepi pihaknya telah melakukan antisipasi pada perjalanan mudik.

Calon penumpang berjalan menuju pintu masuk ke dalam terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (28/3/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Calon penumpang berjalan menuju pintu masuk ke dalam terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (28/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengungkapkan bahwa perayaan Nyepi 2025 di Bali tidak mengganggu lalu lintas penumpang dan pesawat pada periode angkutan mudik Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.

"Kalau Nyepi, memang sementara kita tutup. Ini tidak ganggu kegiatan Nyepi. Untuk penerbangan sudah kita atur, kita tidak operasikan menuju sana, dan penumpang juga tahu, jadi tidak ganggu juga periode angkutan Lebaran," kata Fahmi di Tangerang, Banten, Sabtu (29/3/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan, selama masa Nyepi pihaknya telah melakukan antisipasi pada perjalanan mudik atau wisata para penumpang menuju Bali, tepatnya di Bandara Ngurah Rai. Menurutnya, meski saat ini masih menjadi puncak arus mudik Lebaran namun secara trafik pergerakan penumpang sudah mengalami penurunan dibandingkan dengan hari Jumat (28/3) atau puncak angkutan mudik.

"Sebetulnya, puncaknya kemarin, jadi kalau Soetta ini kan selama periode posko dari tanggal 21 sampai 28 itu rata-rata data penumpang per hari 155 ribu," tuturnya.

Ia mengungkapkan, khusus untuk di tanggal 28 Maret 2025 terdapat 184.000 penumpang dan itu adalah puncak tertinggi sebelum Lebaran, sementara pada Sabtu sekitar 163 ribu. Dia juga menambahkan, setelah arus mudik Lebaran diproyeksikan sekitar tanggal 7 April mendatang akan menjadi puncak arus balik Lebaran 2025.

"Buat arus baliknya itu di tanggal 7 April 2025. Kalau kita lihat suasananya tertata dengan baik, dulu dengan angka 184 ribu, di Terminal 3 itu menumpuknya luar biasa, kalau kita lihat saat ini kondisinya sudah rapih," ungkapnya.

"Seperti tidak ada peningkatan. Padahal, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ini sudah meningkat 4,9 persen, bahkan kalau dibandingkan dengan periode sebelum Covid-19 tahun 2019 itu naik 9 persen," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement