REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan pembukaan perdagangan dalam rangka peluncuran produk derivatif baru yaitu Foreign Index Futures atau Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA). Peluncuran digelar bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, bersama Otoritas Jasa Keuangan dan Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa (25/2/2025), menjelaskan peluncuran produk ini bertujuan untuk memberikan pilihan diversifikasi portofolio bagi investor di pasar modal Indonesia, serta memperluas akses pasar.
Pada tahap ini, BEI bekerja sama dengan MSCI dalam meluncurkan Foreign Index Futures dengan underlying indeks MSCI Hong Kong Listed Large Cap. "Indeks ini diciptakan untuk merepresentasikan performa saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang tercatat di Hong Kong Stock Exchange," ujar Jeffrey.
MSCI merupakan perusahaan penyedia indeks pasar dan data yang dapat digunakan oleh investor untuk membuat keputusan investasi. Pemilihan indeks MSCI sebagai underlying dilakukan karena indeks ini secara umum digunakan sebagai acuan oleh investor institusional global untuk melacak kinerja pasar saham di berbagai negara.
Penerbitan produk Foreign Index Futures ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UUP2SK) yang mengatur pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan produk derivatif keuangan ke OJK yang telah efektif pada 10 Januari 2025 dan Peraturan OJK (POJK) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Derivatif Keuangan Dengan Aset Yang Mendasari Berupa Efek.
Apabila dibandingkan dengan produk investasi lainnya, Foreign Index Futures memiliki beberapa kelebihan, diantaranya, pertama, produk Foreign Index Futures dapat dimanfaatkan untuk bertransaksi efek bursa luar negeri dengan tetap menjadi investor di pasar modal Indonesia.
Lalu, kedua, Foreign Index Futures juga dapat dimanfaatkan saat keadaan pasar sedang bullish maupun bearish. Investor dapat meraih potensi keuntungan dengan mengambil posisi beli (long) ketika pasar sedang bullish atau posisi jual (short) ketika pasar sedang bearish.
Ketiga, Foreign Index Futures memiliki tingkat leverage hingga 33 kali lipat dengan contract size sebesar Rp10.000 per poin indeks, sehingga produk ini relatif terjangkau.
"Dana yang dibutuhkan untuk mentransaksikan produk ini adalah sekitar Rp 200.000," ujar Jeffrey.
Kemudian, keempat, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat, karena penyelesaian produk derivatif diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1).
Selain itu, sama seperti produk-produk lainnya yang ditransaksikan dan diawasi oleh BEI, perdagangan Foreign Index Futures merupakan transaksi yang aman dan transparan karena ditransaksikan secara real time, serta penyelesaian transaksinya dijamin oleh KPEI.
Dengan diluncurkannya Foreign Index Futures, Ia berharap investor dapat mengelola risiko pasar global dengan lebih efektif dan memanfaatkan volatilitas pasar untuk mengoptimalisasi keuntungan portofolio investasinya.
Selain itu, pihaknya berharap Foreign Index Futures dapat meningkatkan daya tarik pasar derivatif keuangan di Indonesia, membuka peluang partisipasi yang lebih luas bagi berbagai jenis investor, dan meningkatkan likuiditas pasar modal.