Kamis 20 Feb 2025 13:25 WIB

Jurus Pos Indonesia Tetap Relevan dengan Perkembangan Zaman

Transformasi merupakan bentuk adaptasi Pos Indonesia menghadapi perubahan zaman.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Komisaris PT Pos Properti Indonesia Kukuh Budi Saroso (kiri), Direktur PT Pos Properti Indonesia Junita Roemawi (tengah), dan Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi (kanan) dalam acara Investor Gathering: Creating Spaces, Unlocking Potential di Pos Bloc, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Foto: Muhammad Nursyamsi/Republika
Komisaris PT Pos Properti Indonesia Kukuh Budi Saroso (kiri), Direktur PT Pos Properti Indonesia Junita Roemawi (tengah), dan Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi (kanan) dalam acara Investor Gathering: Creating Spaces, Unlocking Potential di Pos Bloc, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan transformasi guna menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan perubahan ini diperlukan mengingat pergeseran pola masyarakat dalam mengakses layanan pos.

"Transformasi merupakan bentuk adaptasi Pos Indonesia dalam menghadapi perubahan zaman," ujar Faizal dalam acara Investor Gathering: Creating Spaces, Unlocking Potential di Pos Bloc, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Baca Juga

Awalnya, ucap Faizal, Pos Indonesia dibangun untuk keperluan postal service atau layanan pos. Di masa itu, Faizal sampaikan, lokasi-lokasi kantor pos berada di tengah-tengah area perumahan, bisnis, atau perdagangan.

 

Namun, seiring berjalannya waktu, lokasi perumahan mulai bergeser ke daerah pinggiran kota dan rural area, menyebabkan kunjungan ke kantor pos mengalami penurunan. Faizal mengungkapkan properti milik PT Pos Indonesia menjadi kurang relevan dalam 20 tahun hingga 30 tahun terakhir.

 

"Kunjungan ke kantor-kantor pelayanan pos turun. Oleh sebab itu, Pos melakukan ekspansi dengan sistem agensi. Jadi, kami mengajak mitra untuk melayani bisnis atau layanan jasa pos. Agen dan kemitraan menjadi pilihan kami untuk ekspansi, bukan lagi membangun properti sendiri," ucap Faizal.

 

Selain perubahan lokasi perumahan, Faizal juga menyoroti perilaku masyarakat dalam berbelanja juga mengalami pergeseran drastis menuju platform digital. Hal ini berdampak pada penurunan kunjungan ke loket pos. 

 

"Bahkan terakhir, kunjungan dari  2023 ke 2024 ituturun 23 persen kunjungan ke loket-loket kami. Jadi kantor-kantor pos makin tidak relevan, kunjungannya makin turun," sambung Faizal. 

 

Faizal meyakini jika properti-properti ini tidak dikelola dengan kerja sama yang baik, maka hanya akan menjadi liabilitas dan beban perusahaan. Dalam menghadapi tantangan ini, ucap Faizal, Pos Indonesia kini mengadopsi strategi baru dengan mengubah asetnya menjadi peluang bisnis. 

 

"Kita harus mengubah pola pikir dari liabilitas menjadi opportunity business. Oleh karena itu, hari ini kami sangat agresif menawarkan berbagai properti milik Pos Indonesia. Kami ingin mentransformasikan aset-aset ini dari liabilitas menjadi bisnis," kata Faizal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement