REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri kian mendekat. Pemerintah pun semakin bersiap dengan memastikan ketersediaan dan kestabilan harga pangan pokok strategis bagi masyarakat. Terlebih telah ada perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan harga utamanya yang dikonsumsi oleh masyarakat.
"Rapat hari ini adalah rapat persiapan jelang HBKN bahas ketersediaan. Tadi Bapak Mentan (Menteri Pertanian) sebagai Menko Pangan ad interim, karena Pak Zulhas sedang ke luar negeri, kita telah memastikan ketersediaan pangan, cukup," terang Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat dijumpai usai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) di Kementerian Pertanian, Jakarta pada Senin (17/2/2025).
"Jadi perintahnya Bapak Presiden adalah harga tidak boleh ada yang naik, yang boleh naik hanya gabah kering panen milik petani. Harga di petani dan peternak juga harus bagus. Itu yang ingin pemerintah jaga terus selama HBKN nanti," tambah Arief, tertulis dalam keterangan resmi NFA, Selasa (18/2/2025).
Ini sebagai tindak lanjut hasil Rakor Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah digelar pada Rabu (12/2/2025) lalu. Pemerintah mengajak peran aktif seluruh pemerintah daerah guna menyukseskan upaya pengamanan pasokan dan harga pangan.
"Kami di Badan Pangan Nasional telah menyampaikan imbauan ke seluruh Gubernur, Wali Kota, dan Bupati seluruh Indonesia untuk dapat mendukung strategi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang HBKN. Ini merupakan tindak lanjut dari apa yang sudah kita bahas dalam Rakor SPHP sebelumnya," sebutnya.
Dalam surat yang ditandatanganinya, Arief menyampaikan empat ihwal yang penting untuk dilaksanakan bagi tiap pemerintah daerah (pemda). Pertama, pemda agar melakukan pendataan ketersediaan stok dan harga bahan pangan. Kedua, pemda agar dapat melakukan pengendalian dan tindakan preventif terhadap potensi terjadinya gejolak pasokan dan harga pangan.
Selanjutnya, pemda agar terus laksanakan pemantauan dan pengawasan pasokan dan harga pangan secara berkala. Terakhir, NFA mendorong pemda menerapkan kerja sama antara daerah, khususnya daerah yang defisit atau berpotensi dan cenderung mengalami gejolak harga pangan.
"Kalau terkait serapan Bulog dari petani padi kita, tentunya daerah yang masih di bawah, harus didorong naik. Seperti di Sumatera Selatan, kan kemarin masih di bawah Rp 6.500, sudah dikomunikasikan dan pengusaha di sana akan membeli dengan Rp 6.500, any quality. Sekarang serapan Bulog sudah sekitar 8 ribu-10 ribu ton per hari," ujar Arief.
Terkait itu, realisasi pengadaan setara beras yang sedang digencarkan oleh Perum Bulog, per 14 Februari, telah berada di angka 75,2 ribu ton. Realisasi ini sama dengan 2,51 persen terhadap target yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kita optimistis Bulog mampu melaksanakan penugasan serap panen dalam negeri. Tren menunjukkan nanti penyerapan Bulog di Maret akan mulai menanjak seiring dengan adanya surplus antara produksi terhadap konsumsi secara bulanan," tutup Arief.
Menilik neraca produksi dan konsumsi beras yang disusun NFA, surplus produksi terhadap konsumsi akan terjadi mulai Maret 2025 ini. Proyeksi produksi Januari 2025 berada di angka 1,33 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebulan 2,59 juta ton. Sementara produksi Februari 2025 dapat di angka 2,10 juta ton dan Maret 2025 dapat melejit hingga 5,24 juta ton.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga pangan pokok di Ramadan nanti. "Hari ini rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadan. Kita harapkan harganya stabil. Bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya dan juga kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran," ucapnya.
"Kita ingin di bulan suci Ramadhan, semua yang melakukan puasa melaksanakan ibadah puasa tersenyum karena harga stabil dan syukur syukur dibawah dari harga tahun lalu. Insya Allah kita putuskan nanti di tanggal 19 Februari 2025. Tugas pemerintah adalah bagaimana produsen, dalam hal ini petani, peternak tersenyum, konsumen bahagia, dan pengusaha untung," kata Amran.
NFA sendiri telah merencanakan pelaksanaan operasi pasar murah dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) selama periode HBKN Ramadan dan Idulfitri. Total konsolidasinya per 14 Februari dapat mencapai 728 kali yang tersebar di 11 provinsi dan 74 kabupaten/kota.