Senin 10 Feb 2025 19:31 WIB

Erick Ungkap Misi Danantara dari Prabowo, Mau Tutup BUMN Cuma Butuh 6 Bulan

Sejauh ini, BUMN telah berhasil dikonsolidasikan dari 114 menjadi 47 perusahaan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan dengan jajaran direksi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (22/1/2025). Pertemuan tersebut membahas persiapan mudik Lebaran 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan dengan jajaran direksi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (22/1/2025). Pertemuan tersebut membahas persiapan mudik Lebaran 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) merupakan terobosan strategis yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto. Erick menyebut kehadiran badan ini bertujuan untuk mengelola aset serta investasi BUMN guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional tanpa terlalu bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Ini visi Bapak Presiden ingin memastikan ada terobosan, tidak terus-menerus bergantung kepada penggunaan APBN," ujar Erick usai rapat koordinasi dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (10/2/2025).

Baca Juga

Menurut Erick, Danantara akan berperan dalam mengkonsolidasikan seluruh aset dan investasi BUMN ke depan. Erick menyebut langkah ini dapat mengintervensi percepatan investasi atau pertumbuhan ekonomi, baik di sektor hilirisasi, pangan, listrik, energi, dan lain-lain untuk menjaga penyerapan tenaga kerja.

Menurut Erick, Danantara akan berperan dalam mengkonsolidasikan seluruh aset dan investasi BUMN ke depan. Langkah ini juga didukung oleh revisi Undang-Undang BUMN yang mempercepat proses konsolidasi dan restrukturisasi BUMN.

"Yang pasti revisi UU BUMN ada beberapa hal yang positif, salah satunya percepatan untuk BUMN melakukan konsolidasi, menutup, atau menggabungkan yang selama ini prosesnya mungkin memakan waktu dua tahun hingga tiga tahun, kini bisa hanya enam bulan," sambung Erick.

Erick juga mengungkapkan bahwa jumlah BUMN telah berhasil dikonsolidasikan dari 114 menjadi 47 perusahaan. Dari jumlah tersebut, 40 BUMN telah sehat, sementara tujuh lainnya masih membutuhkan restrukturisasi.

"Jangan sampai keputusan restrukturisasi BUMN misalnya nilai utang sekian, ketika diputuskan restrukturisasi empat tahun kemudian, nilainya jadi tiga kali lipat. Ini yang selama ini jadi isu perlambatan restrukturisasi. Nah, ini yang kita dorong agar lebih cepat," ucap Erick.

Ketika ditanya mengenai kabar dirinya akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick enggan memberikan komentar lebih jauh.

"Saya belum bisa komentar kalau tidak ada black and white-nya," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement