REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menyatakan bahwa pihaknya menyediakan belanja modal (capital expenditures/capex) lebih besar pada tahun ini menjadi Rp 1 triliun. Dana itu akan digunakan untuk mendukung Bale by BTN dan implementasi BTN Digital Store.
"Kami memang juga menyediakan capex yang lebih besar tahun ini untuk support Bale dan implementasi digital store. Jadi, kita branch delivery system-nya kita ganti, AS/400 backbone-nya juga kita ganti (menjadi ke power 10 dari power 9). Jadi, ini akan membuat menjadi lebih powerful, lebih besar dan bisa lebih reliable perform, kemudian juga akurat yang dirasakan oleh nasabah-nasabah kita," ungkap Nixon dalam konferensi pers peluncuran Bale by BTN, yang dikutip di Jakarta, Senin (10/2/2025).
Dengan kapasitas teknologi super app Bale by BTN, miliaran transaksi disebut bisa ditampung dalam sekian detik secara akurat. Pihaknya juga memperbaiki digitalisasi di digital store berbagai cabang BTN, seperti kecepatan waktu pembuatan rekening di bawah tiga menit dari sebelumnya 45 menit, hingga upgrade super app Bale secara berkelanjutan.
Implementasi terhadap beberapa artifical intelligence (AI) juga telah diterapkan, termasuk di perkreditan. Dia menceritakan bahwa ada AI yang digunakan bernama decision engine yang dapat memutuskan pemberian kredit hingga Rp 750 juta.
"Hasilnya udah kita backtesting, kualitasnya juga lebih bagus, karena komputer more consistent. Kalo orang ada moody, ada sebel, ada senang, ada ceria, ada sedih. Kalo ini kan komputer, doesn't have emotions. Dia stabil, dia ngikutin parameter yang ada, dia ngeliat fakta datanya yang ada, and then they make decision no or yes. So, ini gak ada rasa kasihan, gak ada rasa gembira, gak ada seperti itu. This is computer, jadi engine yang melakukan keputusan,” kata dia.
"Akibatnya, lebih cepat keputusannya sekarang, sehingga yang kita perlu lakukan adalah bagaimana data-data yang bisa masuk ke decision engine ini jauh lebih rapi supaya gak di-reject. Ini challenge-nya, di sana (datanya) more clean, more better, sehingga dia bisa ngebaca lalu dia lakukan keputusan. Sejauh ini, kualitas keputusannya jauh lebih baik, yang kita rasakan," ujarnya.
SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi menambahkan bahwa Bale telah dilengkapi dengan standar security, lalu cyber threat Intelligence dan security operation center yang mengawal transaksi 24 jam setiap hari untuk mengetahui apakah ada anomali dan sebagainya.
Pihaknya juga disebut telah merekrut para pakar di bidang keamanan data dari internal BTN sendiri maupun institusi atau individu di luar perusahaan.
"Jadi dikaitkan dengan capex atau investasi IT (information technology), security ini kurang lebih setiap tahun secara umum bisa kita alokasikan kurang lebih 30 persen. Jadi, kalau (biaya keseluruhan) Rp1 triliun, Rp250-Rp300 miliar kita fokuskan, prioritaskan, untuk security. Nanti, tidak hanya software (dan) hardware yang terkait dengan security, tapi kita juga perkuat proses (keseluruhan sistem," ucap Thomas.