Rabu 11 Dec 2024 23:14 WIB

Bahlil: Pembahasan Skema Subsidi BBM Sudah Rampung

Bahlil menyebut masih ada fase lanjutan sebelum subsidi BBM diumumkan.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Pengendara mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebut pembahasan skema subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah selesai. Artinya dalam tahap finalisasi menuju implementasinya.

Namun, ia belum bisa mengumumkan secara detail. Masih ada fase lanjutan. Baru kemudian diinformasikan ke publik.

Baca Juga

"Menyangkut metode subsidi, sudah rampung. Insya Allah akan diputuskan dalam waktu dekat lewat ratas (Rapat Terbatas), dan setelah diputuskan lewat ratas baru kami umumkan," kata Bahlil saat ditemui setelah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Ia menegaskan, intinya, pemerintah mencari formulasi terbaik untuk kebaikan semuanya. Sehingga perlu pemantapan di tahap final ini. Setelahnya, publik bisa mendengar dengan detail.

Awak media mendesaknya berbicara perihal kapan waktu pengumuman tersebut. "Nanti setelah ratas, diputuskan, baru saya umumkan, baru ketahuan semuanya. Insya Allah 2025," ujar Bahlil.

Sebelumnya, muncul opsi penggabungan dalam skema penyaluran subsidi BBM. gabungan antara subsidi barang dan pengalihan ke bantuan langsung tunai. 

Subsidi barang seperti yang selama ini bergulir. Sementara pengalihan ke BLT, artinya langsung ke manusia atau individu penerima. Terkait hal itu, tergantung akurasi pendataan.

"Sekarang ini data penerima BLT lagi disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Begitu sudah selesai karena kita ingin satu data, kita mau konversi daripada subsidi ke BLT sebagian itu harus tepat sasaran dan datanya sekarang lagi disusun oleh BPS. Kalau sudah selesai kami akan umumkan," tutur Bahlil, beberapa waktu lalu.

Subsidi energi menjadi topik hangat yang selalu dibahas. Pasalnya ini menyentuh kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Golongan tersebut berperan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sehingga pemerintah harus jeli dalam belum membuat keputusan terkait penyalurannya. Ini demi menghindari gejolak atau pro kontra secara masif di masyarakat, Selain bbm, subsidi energi juga termasuk listrik dan LPG (Liquefied petroleum gas). 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement