Jumat 06 Dec 2024 19:30 WIB

Garuda Tambah 15-20 Unit Pesawat Pada 2025

Pesawat tersebut dalam proses painting dan refurbishment interior-nya.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero).
Foto: ANTARA/Farhan Arda Nugraha
Pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) bakal menambah armada pesawat demi meningkatkan pelayanan. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Utama Garuda Wamildan Tsani Panjaitan dalam sebuah konferensi pers di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Menurut Wamildan, perusahaan menargetkan penambahan sekitar 20 unit pesawat pada tahun depan. Terkait hal itu, mereka tak bisa berjalan sendiri. Sudah pasti perlu koordinasi dengan sejumlah pihak terkait terlebih dahulu.

Baca Juga

"Tentunya ini membutuhkan kerja sama, komunikasi dengan kementerian-kementerian terkait. Kalau memang sudah ada jadwal kedatangannya, dan juga apabila ada seremoninya, pasti akan kami undang, diperkenalkan ke media, kata sosok yang pernah menjalani karier sebagai pilot itu.

Dari sekarang mulai berproses. Wamildan menyebutkan satu unit pesawat sudah datang. Pesawat tersebut dalam proses painting dan refurbishment interior-nya.

Lalu pada akhir Desember 2024, akan datang satu pesawat lagi. Selanjutnya pada Januari 2025, Garuda mendatangkan dua unit pesawat tambahan. "Ya itu yang sudah pasti (empat unit tambahan), sudah ada tanggal pengirimannya. Target kami nanti di tahun 2025, kami akan menambah 15-20 pesawat lagi," ujar Wamildan.

Saat ini Garuda Group sedang fokus mempersiapkan segala sesuatu jelang Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru). Periode Nataru kali ini dari tanggal 19 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025. Wamildan menerangkan untuk Garuda, pihaknya akan menerbangkan pesawat ke 49 rute domestik dan 19 rute internasional. Kemudian Citilink menerbangkan pesawatnya ke 73 rute domestik dan lima rute internasional.

"Kemudian ada pun kesiapan operasional Garuda, ada tujuh hal yang kami perkuat."

Ia menjelaskan, pertama Operasional Control Center (OCC). Ia menegaskan, tentunya Garuda akan memaksimalkan itu, demi mengantisipasi ketidakteraturan selama operasional di peak season seperti ini. "Jadi kalau misalnya ada keterlambatan, ada kendala, baik di pesawat, cuaca maupun traffict, tentunya akan menjadi perhatian dan diatur oleh OCC," ujar Wamildan.

Kedua, Garuda memastikan cabin crew dan cockpit crew Garuda Indonesia dan Citilink, saat ini jumlahnya mencukupi. Berikutnya, perusahaan menyiapkan pesawat standby selain pesawat yang beroperasi secara reguler. Lalu ada edukasi terhadap penumpang.

"Ini di channel-channel media, kami sudah kita sampaikan flow penumpang untuk melaksanakan penerbangan, dari pre-flight sampai post-flight," tutur Wamildan.

Kelima, baik dari manajemen Garuda Indonesia maupun Citilink akan mengaktivasi posko selama Nataru. Tentunya bakal berkoordinasi aktif dengan tim InJourney Airport dan juga dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Keenam, terkait infrastruktur dan layanan darat. Menurut Wamildan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Injourney Aviation Services (IAS) Airport. Koordinasi ini perihal persiapan dan kesiapan peralatan Ground Support Equipment (GSE) selama peak season ini.

"Kemarin kami sudah ketemu juga dengan Direktur dari IAS Airport," ujar Dirut PT Garuda Indonesia.

Terakhir, perusahaan memastikan pemenuhan standar layanan Garuda Indonesia. Untuk armada, Garuda menyiapkan 58 pesawat, terdiri dari 39 Boeing 737 NG, kemudian 12 Airbus 330, dan tujuh Boeing 777. Sedangkan untuk Citilink, jelas Wamildan, berdasarkan informasi terbaru, akan disiapkan 35 armada. Itu terdiri dari 32 Airbus dan tiga pesawat Avions de Transport Regional (ATR).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement