Rabu 27 Nov 2024 15:43 WIB

Komdigi Sebut Banyak Perusahaan Teknologi Tertarik Investasi, Siapa Saja?

Transformasi digital jadi penting karena akan target pertumbuhan 8 persen.

Rep: Eva Rianti / Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria dalam acara US-Investment Summit 2024 di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).
Foto: Eva Rianti
Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria dalam acara US-Investment Summit 2024 di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan teknologi tertarik melakukan investasi di Indonesia.

“Beberapa investasi memang disebutkan sejak tahun lalu, misalnya apa yang dilakukan Nvidia kemarin bersama Indosat melakukan investasi untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia,” kata Nezar kepada wartawan dalam acara 12th US-Indonesia Investment Summit 2024 bertajuk 'Golden Indonesia: Charting Path to 2045' di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

Baca Juga

Ia juga menuturkan bahwa perusahaan-perusahaan lainnya dari AS telah menunjukkan ketertarikan menanamkan modal di Indonesia. Nezar menekankan bahwa secara umum Indonesia terbuka bagi negara manapun yang ingin berinvestasi.

“Kita terbuka sebetulnya dari US dan rekan-rekan yang lain, seperti China, Rusia, Uni Eropa, Uni Emirat, Jepang, dan Korea Selatan,” ujar dia.

Nezar menegaskan, pihaknya akan terus menjaga kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi yang selama ini cukup aktif soal investasi dan transfer knowledge serta skill terhadap masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Sehingga secara aktif dapat meningkatkan kualitas SDM dalam mengadopsi teknologi, internet, blockchain, hingga artificial intelligence (AI).

“Saya kira kolaborasi antara pemerintah dan sejumlah US companies yang beroperasi di Indonesia cukup baik,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Nezar menyampaikan sejumlah PR yang mesti dibereskan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia menyebut, era kepemimpinan Prabowo Subianto merupakan masa yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

“Fase di pemerintahan ini selama lima tahun ke depan adalah periode yang cukup critical karena kita harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen. Dan transformasi digital dalam hal ini menjadi penting karena akan memberikan kontribusi untuk bisa mencapai angka itu,” kata dia.

Diketahui, saat ini Indonesia tengah gencar membuka diri terhadap negara-negara lain soal investasi, diantaranya dengan AS. Laporan terbaru AmCham Indonesia dan US Chamber of Commerce berjudul ‘US Investment: A Partner in Innovation for Indonesia’ menunjukkan, investasi AS di Indonesia mencapai hingga 67 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 1.066 triliun (kurs Rp15.921 per dolar AS) pada periode 2014—2023.

Angka investasi dalam satu dekade tersebut menciptakan dampak ekonomi mencapai hingga 130 miliar dolar AS atau sekira Rp2.070 triliun. “Kehadiran perusahaan AS sangat penting, tidak hanya untuk investasi finansial yang signifikan, tetapi juga sebagai katalis inovasi di berbagai sektor,” kata Managing Director AmCham Indonesia Lydia Ruddy dalam acara 12th US-Indonesia Investment Summit 2024 bertajuk 'Golden Indonesia: Charting Path to 2045' di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

Laporan tersebut mencatat ada empat komposisi investasi AS di Indonesia pada 2014—2023. Perinciannya, yakni investasi yang mengalir ke Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) sebesar 17,151 miliar dolar AS, hulu migas (minyak dan gas) sebanyak 37,430 miliar dolar AS.

Selanjutnya sektor merger dan akuisisi sebesar 7,8 miliar dolar AS. Serta investasi tambahan oleh perusahaan AS sebanyak 5 miliar dolar AS.

Angka investasi yang tertera dalam laporan tersebut disebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data resmi pemerintah Indonesia, karena mencakup semua sektor serta aktivitas merger dan akuisisi.

Lydia melanjutkan, untuk dapat meningkatkan investasi AS di Indonesia, perlu adanya perbaikan iklim investasi di Indonesia. Hal itu merupakan satu hal yang menantang bagi perusahaan, khususnya sebagian besar perusahaan yang menjadi bagian dari rantai pasokan global.

Laporan AmCham feat US Chamber of Commerce tersebut dan gelaran Investment Summit menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara AS dan Indonesia untuk mendukung tujuan Indonesia bergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), serta menjadi salah satu ekonomi terkemuka pada 2045 mendatang. Juga utamanya turut membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen di era Prabowo Subianto yang saat ini tengah berjalan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement