Sabtu 19 Oct 2024 10:30 WIB

Teknologi Pendeteksi Kebocoran Bisnis BBM Diminati Sejumlah Negara

Dengan terjaganya kualitas BBM, polusi udara pun lebih terkendali.

BBM.  (ilustrasi)
Foto: Mardiyah
BBM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- SICPA, perusahaan teknologi asal Swiss, sejak 2016 telah mengembangkan Fuel Integrity Solution (FIS) atau fuel-marking, sebuah teknologi pendeteksi kebocoran di Bisnis BBM Dunia. Ini adalah solusi dalam menjaga integritas bahan bakar dengan membubuhkan tanda khusus yang dapat ditelusuri dan dipantau di seluruh rantai distribusi.

FIS menjadi jawaban dari masalah kecurangan dan kebocoran di bisnis BBM dunia yang ditaksir mencapai nilai USD 130 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun, menurut United Nations University World Institute for Development Economics Research (UN-WIDER). Jumlah tersebut menjadikan BBM sebagai hasil sumber daya alam yang paling besar nilai kebocorannya.

Baca Juga

Berbagai negara di Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah telah memilih teknologi pendeteksian BBM ini. Teknologi ini terbukti membantu menjaga dan mengoptimalkan penerimaan pajak BBM mereka, memerangi kecurangan di sepanjang rantai distribusi, dan menjamin konsumen mendapatkan kualitas BBM yang seharusnya. Dengan terjaganya kualitas BBM, polusi udara pun lebih terkendali.

"Solusi Fuel Integrity SICPA telah diakui oleh berbagai institusi pemerintah di dunia. Didukung oleh penggabungan inovasi-inovasi terbaru selama satu abad di bidang ilmu bahan, digital dan data science, kami menyediakan bagi lembaga publik kemampuan deteksi forensik yang sangat cepat dari uji lapangan, yang dapat dijadikan sebagai bukti di pengadilan," kata Kepala Fuel Segment SICPA Omar Messlem dikutip Kamis (17/10/2024).

"Dengan sistem ini, pemerintah dapat menghindari kekurangan pasokan BBM, sehingga mendukung pengelolaan cadangan minyak strategis, kemandirian energi, serta keamanan nasional," lanjutnya.

Selain itu, fuel-marking SICPA juga membantu pemerintah memerangi berbagai masalah perdagangan ilegal BBM seperti penyelundupan, pelaporan yang kurang, pengalihan, penimbunan, pemalsuan, atau pun pengoplosan.

Di Timur Tengah, misalnya, solusi fuel-marking SICPA efektif mencegah ekspor ilegal BBM dari suatu negara ke negara-negara sekitarnya, sekaligus juga mencegah penyimpangan pemakaian di pasar domestik.

Cara kerja SICPA yakni dengan menambahkan penanda forensik khusus yang tidak bisa sembarangan dideteksi di setiap titik asal BBM di suatu wilayah. Penanda ini akan diukur oleh mobil laboratorium di lapangan.

Kecanggihannya, BBM yang dioplos atau dipalsukan dapat diketahui dalam waktu kurang dari 5 menit. Dengan teknologi informasi, data hasil pengujian akan segera dilaporkan sehingga dapat diketahui pola risiko pemalsuan BBM di berbagai tempat.

Di tingkat global dan dalam operasional di berbagai negara, SICPA menggandeng perusahaan Swiss SGS.

Kolaborasi antara SICPA dan SGS telah memberi jaminan akan kinerja, stabilitas, serta keandalan program-program bersama mereka di bidang fuel-integrity.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement