Rabu 09 Oct 2024 16:49 WIB

Dampak Hilirisasi, Menteri ESDM: dari PTFI dan AMNT, Bisa Hasilkan 78 Ton Emas per Tahun

PTFI menghasilkan 60 ton emas, dan AMNT menghasilkan 900 ribu ton konsentrat.

Rep: Frederikus Bata  / Red: Gita Amanda
Pekerja melintas di lokasi proyek Smelter Freeport, (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Pekerja melintas di lokasi proyek Smelter Freeport, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong hilirisasi di semua sektor di wilayahnya. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan hal itu.

Bahlil mengatakan saat ini sudah terasa manfaatnya. Ia mencontohkan dua perusahaan tambang melakukan hal itu. Ada PT Freport Indonesia (PTFI), dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). PTFI baru saja membangun Smelter di Gresik. Pun demikian dengan AMNT di Sumbawa Barat.

Baca Juga

Nilai tambahnya sudah ada. Ia menceritakan saat belum diharuskan melakukan hilirisasi, Freeport melakukan ekspor konsentrat tembaga. Pada periode tersebut, tidak diketahui berapa katoda tembaga yang bisa dihasilkan, cadangan emas, dan sebagainya. 

"Kemarin Freeport kita paksain  bangun smelter, berapa biayanya? Miliaran dolar AS. Sudah diresmikan. Kemudian di Amman juga sudah dibangun," kata Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (9/10/2024).

Bagi PTFI, itu merupakan smelter kedua. Pertama sudah beroperasi sejak 1997. Smelter ini memurnikan 1,3 juta ton konsentrat tembaga. Berikutnya di Gresik, memurnikan 1,7 ton konsentrat tembaga.  Itu smelter single line tembaga terbesar di dunia. 

Bahlil menerangkan selain 900 ribu katoda tembaga, PTFI menghasilkan 60 ton emas. Lalu di AMNT, menghasilkan 900 ribu ton konsentrat. Ada turunan 220 ribu katoda tembaga, dan 18 ton emas.

"Jadi dari dua perusahaan ini, saja per tahun, bisa menghasilkan 78 ton emas, ujar Menteri ESDM.

Demikian, terobosan yang dilakukan pemerintah dan perusahaan-perusahaan tambang tersebut, demi menghasilkan nilai tambah. Manfaatnya terasa ke berbagai area. Tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. 

"Itu hanya dari sektor tambang. Dari sektor perikanan, kehutanan, pertanian, semuanya kita buat (hilirisasi)," ujar Bahlil.

Pada akhirnya, jika terimplemntasi dengan baik, dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Pada 2029, Indonesia menetapkan target pendapatan per kapita di kisaran 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS).

Bahlil mengatakan, dengan kolaborasi yang efektif, Indonesia emas akan terwujud. Ia mengajak semua khalayak untuk melihat ke belakang. Negara kita mampu melewati periode Covid-19 dengan pertumbuhan ekonomi masih di atas lima persen.

"Covid aja bisa kita lewati dengan baik, apalagi tidak. Nah, kepercayaan ini yang harus Bapak Ibu jaga, dan pemerintah sudah melakukan (dengan baik), oleh Pak Jokowi kemarin dengan Pak Ma'ruf Amin, akan dilanjutkan oleh Pak Prabowo dan Pak Gibran," tutur Menteri ESDM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement