Selasa 24 Sep 2024 14:25 WIB

Jokowi: Proyek SGAR Merupakan Wujud Nyata Sinergi BUMN  

SGAR adalah pencapaian penting dalam industri mineral logam di Indonesia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
BUMN Holding Industri Pertambangan (MIND ID) resmi mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).
Foto:

 

Lewat SGAR, Inalum genjot produksi aluminium nasional

Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Ilhamsyah Mahendra memastikan dengan beroperasinya Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, Inalum akan mampu meningkatkan produksi aluminium nasional secara signifikan dan mengurangi ketergantungan impor alumina.

Menurut Ilhamsyah, SGAR merupakan proyek strategis yang tidak hanya meningkatkan nilai tambah bauksit, tetapi juga mendukung hilirisasi industri aluminium di dalam negeri. "Dengan SGAR, kita mengelola bauksit menjadi alumina di Indonesia. Nilai tambah bauksit akan semakin meningkat dan kita bisa memenuhi kebutuhan aluminium nasional," kata Ilhamsyah saat ditemui di Mempawah, Selasa (24/9/2024).

Selain itu, Ilhamsyah menekankan pentingnya SGAR dalam mengurangi impor alumina. Saat ini, Indonesia masih mengimpor sekitar 1,2 juta ton alumina setiap tahunnya. Namun, dengan kapasitas produksi SGAR yang mencapai 1 juta ton per tahun, impor alumina akan berkurang drastis.

"Dengan beroperasinya SGAR, kita hanya akan mengimpor sekitar 200 ribu ton alumina saja. Fase kedua dari proyek SGAR juga akan menambah kapasitas sebesar 1 juta ton lagi, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2028. Setelah itu, kita akan sepenuhnya mandiri tanpa impor alumina," jelasnya.

photo
Presiden Joko Widodo meresmikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) milik PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). - (Dok: BPMI)

Ilhamsyah juga mengungkapkan bahwa Inalum terus melakukan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik yang terus meningkat. "Kami sedang menyiapkan smelter kedua dan ketiga dengan kapasitas masing-masing 600 ribu ton, sehingga dalam 5-10 tahun ke depan, kapasitas produksi aluminium kami akan meningkat dari 900 ribu ton menjadi 1,5 juta ton," tambahnya.

Inalum saat ini memprioritaskan pasokan aluminium untuk pasar domestik, dengan komposisi sekitar 70 persen produksi untuk kebutuhan dalam negeri dan 30 persen untuk ekspor. "Kami akan terus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan aluminium domestik, karena pasar dalam negeri terus tumbuh pesat," ujar Ilhamsyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement