Selasa 24 Sep 2024 13:39 WIB

SGAR Resmi Beroperasi, MIND ID Siap Tancap Gas Integrasikan Industri Hulu ke Hilir

Smelter bauksit pertama ini menelan investasi hingga 941 juta dolar AS.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
BUMN Holding Industri Pertambangan (MIND ID) resmi mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).
Foto: dok Republika
BUMN Holding Industri Pertambangan (MIND ID) resmi mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MEMPAWAH - BUMN Holding Industri Pertambangan (MIND ID) resmi mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Smelter bauksit pertama yang dimiliki oleh BUMN ini merupakan buah sinergi antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Pabrik pemurnian bauksit dengan kapasitas 1 juta ton alumina menyedot investasi hingga 941 juta dolar AS. Smelter ini berdiri di lahan seluas 246 hektare dan akan full beroperasi pada kuartal pertama tahun depan. 

Baca Juga

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan SGAR merupakan wujud komitmen MIND ID dalam mendukung visi hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. Lewat SGAR, Indonesia kini tak lagi hanya mengekspor mineral mentah, tetapi juga untuk menghemat devisa melalui produksi alumina sebagai bahan baku aluminium yang selama ini masih impor. 

"Pengoperasian SGAR ini adalah pencapaian penting dalam industri mineral logam di Indonesia. Kami bersyukur bahwa di MIND ID, kami dapat melakukan integrasi penuh dari hulu ke hilir, mulai dari bauksit, alumina, hingga aluminium, sehingga kami siap untuk mendukung pengembangan ekonomi nasional," kata Hendi saat peresmian SGAR, Selasa (24/9/2024).

Hendi menjelaskan wujud sinergi BUMN ini merupakan upaya yang sangat baik. Antam sebagai pemegang pasokan bauksit dan Inalum yang bertanggung jawab dalam pemrosesan aluminium. Kedua BUMN ini juga langsung melanjutkan langkah pengembangan fase dua untuk kapasitas yang lebih besar.

"Ini fase satu sudah selesai dengan kapasitas 1 juta ton. Ini merupakan visi pemerintah dalam hilirisasi. Kita tidak istirahat, setelah ini pada Desember kita akan merampungkan FID untuk fase dua dengan tambahan kapasitas 1 juta ton lagi," ujar Hendi.

Selain itu, kata Hendi Inalum juga akan melakukan pengembangan dengan pembangunan smelter aluminium. Dengan integrasi dari hulu ke hilir ini mampu menambah daya saing, karena logistik menjadi lebih mudah dan produk siap dipasarkan langsung dari Pelabuhan Kijing, Mempawah.

"Kami berharap, jika ada perluasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pabrik-pabrik industri hilir dapat tumbuh dan berkembang di sini sehingga ekonomi dapat lebih merata," kata Hendi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement