Sabtu 07 Sep 2024 02:10 WIB

21 Bank Setuju Restrukturisasi Waskita Karya senilai Rp 26,3 Triliun

Waskita Karya menargetkan restrukturisasi mulai efektif pada September 2024.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kantor PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Foto: Waskita Karya
Kantor PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi upaya restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Erick menilai kerja keras  perseroan selama dua tahun terakhir membuahkan hasil yang signifikan. 

"Tentu kerja keras dua tahun hari ini terbukti bahwa kita berhasil untuk restrukturisasi. Saya ucapkan terima kasih kepada para bank yang mendukung, kita bisa lihat tadi tidak hanya dari bank BUMN, ada bank swasta, bahkan bank internasional yang percaya bahwa kinerja kami di Kementerian BUMN terus membaik," ujar Erick dalam acara Penyelesaian Penandatanganan Perubahan Master Restructuring Agreement & Pokok Perubahan Terms KMK Penjaminan (KMKP) Waskita Karya dengan Kreditur Bank di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (6/9/2024).

Baca Juga

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan perusahaan berkomitmen meningkatkan kinerja operasional dengan menyelesaikan proses restrukturisasi yang saat ini sedang berlangsung. Hal ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) antara Waskita Karya dengan 21 perbankan Himbara dan swasta.

"Perseroan telah mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,3 triliun," sambung Hanugroho. 

Hanugroho mengatakan Waskita Karya juga berhasil mendapat persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 5,2 triliun. Waskita, lanjut Hanugroho, menargetkan restrukturisasi mulai efektif pada September 2024 dan perusahaan bisa mendapatkan kestabilan finansial yang lebih kuat.

"Kami berharap setelah penandatanganan itu dilakukan, perseroan dapat mencapai kestabilan keuangan dan dapat fokus melanjutkan program transformasi. Hal ini demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ucapnya. 

Hanugroho menyampaikan persetujuan restrukturisasi perusahaan menjadi titik penting dalam akselerasi laju penyehatan perseroan. Dengan begitu, Waskita Karya dapat fokus menyelesaikan proyek-proyek yang saat ini tengah dikerjakan. Waskita Karya, lanjut Hanugroho, merupakan perusahaan kontraktor yang sudah lama berkontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, perseroan telah menyelesaikan pembangunan 118 gedung, 47 jalan tol, 20 jalan nasional, 16 jembatan, 12 bendungan, serta 24 infrastruktur lainnya.

"Melihat kondisi perseroan saat ini, manajemen Waskita berkomitmen mengembalikan Waskita ke core business atau bisnis intinya sebagai kontraktor murni," lanjut Hanugroho. 

Hanugroho memastikan perusahaan  akan fokus memaksimalkan kapabilitas, pengalaman, dan keahliannya untuk mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air, dan lainnya. Selain itu, Waskita Karya berkomitmen terus memperkuat tata kelola perusahaan lewat penguatan di sisi Governance, Risk, dan Compliance (GRC), termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi.

Hanugroho menyampaikan penguatan tersebut juga dilakukan dengan membentuk sejumlah komite untuk melakukan profiling proyek rendah risiko yang memiliki uang muka berskema pembayaran monthly payment. Perseroan pun memastikan kegiatan operasional sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.

"Waskita turut melakukan langkah-langkah perbaikan melalui strategi 8 Stream Penyehatan Keuangan secara komprehensif dan berkelanjutan," ujar Hanugroho. 

Hanugroho menjelaskan strategi tersebut meliputi sentralisasi procurement, engineering dan lean construction pada proyek-proyek yang sedang berjalan serta melakukan optimalisasi main power planning yang menyesuaikan dengan kinerja perusahaan, kegiatan operasional berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan. Hanugroho menambahkan Waskita ke depan fokus pada divestasi untuk menurunkan kewajiban. 

"Waskita masih memiliki 10 ruas tol dalam grup usaha Waskita Toll Road. Waskita optimistis dapat melakukan divestasi atas sisa ruas Tol yang masih dimiliki Waskita. Proses Divestasi ini menjadi kunci dalam menurunkan kewajiban perusahaan," ucap Hanugroho. 

Hanugroho menyampaikan upaya Waskita sejalan dengan lima tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir yang terus mendorong transformasi BUMN. Tujuannya agar seluruh perusahaan milik negara termasuk Waskita Karya memiliki bisnis yang lebih berkelanjutan.

Hanugroho memaparkan Waskita mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,47 triliun pada kuartal I 2024. Pendapatan itu ditopang dari jasa konstruksi sebesar Rp 3,12 triliun, pula penjualan beton atau precast sebesar Rp 610,96 miliar, dan pendapatan jalan tol sebesar Rp 563,34 miliar. Hanugroho mengatakan kinerja Gross Profit Margin (GPM) perusahaan naik menjadi 13,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,8 persen. 

"Kenaikan itu seiring profil proyek yang lebih baik terutama proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) sehingga mendukung optimalisasi kemajuan konstruksi dan lean project. Ada 12 proyek IKN yang dikerjakan Waskita, nilai kontraknya sebesar Rp 7,7 triliun," kata Hanugroho. 

Muhammad Nursyamsi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement