Sabtu 17 Aug 2024 09:25 WIB

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Starbucks Dituntut Atas Pencurian Konsep Lipstik Rasa Kopi

Starbucks mencuri konsep dengan meluncurkan "S'mores Frappuccino Sip Kit" pada 2019.

Seorang perempuan melintasi logo Starbucks di Beijing, China. Starbucks telah dituntut untuk ketiga kalinya oleh sebuah perusahaan yang menuduhnya mencuri konsep lipstik rasa kopi.
Foto: EPA
Seorang perempuan melintasi logo Starbucks di Beijing, China. Starbucks telah dituntut untuk ketiga kalinya oleh sebuah perusahaan yang menuduhnya mencuri konsep lipstik rasa kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Starbucks telah dituntut untuk ketiga kalinya oleh sebuah perusahaan yang menuduh jaringan kedai kopi itu mencuri konsep lipstik dan lip gloss rasa kopi miliknya. Balmuccino, yang pemimpinnya termasuk saudara ipar dokter TV Mehmet Oz, mengajukan gugatannya pada Jumat (16/8/2024) di pengadilan federal Manhattan.

Pengajuan tersebut menyusul penolakan hakim federal Seattle pada bulan Juli 2023 atas versi gugatan sebelumnya atas dasar prosedural, penolakan kedua. Starbucks, yang berkantor pusat di Seattle, belum memberikan komentar langsung.

Baca Juga

Balmuccino mengatakan bahwa mereka mulai mengembangkan lip balm rasa kopi pada tahun 2016 dan mempresentasikannya pada sebuah pertemuan bulan Oktober 2018 di kantor Starbucks di New York, tempat mereka menyediakan prototipe dan informasi rahasia lainnya. Perusahaan yang berkantor pusat di Los Angeles itu mengatakan Dr Oz telah menjadi perantara pertemuan tersebut, ketika ia menghubungi Kepala Eksekutif Starbucks Howard Schultz untuk mengusulkan kemungkinan usaha patungan.

Balmuccino mengatakan Starbucks mencuri konsepnya yang telah dikembangkan sepenuhnya untuk lip balm dengan meluncurkan "S'mores Frappuccino Sip Kit" pada April 2019. Perangkat tersebut meliputi lipstik dan lip gloss dalam empat warna: Campfire Spark, Chocolicious Bliss, Graham Glam, dan Marshmallow Glow.

Balmuccino mengatakan Starbucks tidak memberikan kompensasi atas penjualan Sip Kit, dan sedang mencari ganti rugi kompensasi dan punitif yang tidak ditentukan.

Balmuccino mengatakan gugatannya belum terlambat karena New York membiarkan beberapa penggugat menunda undang-undang pembatasan ketika mereka menuntut di forum yang salah dan, "seperti di sini," pengadilan menemukan bahwa mereka tidak memiliki yurisdiksi.

Starbucks menunjuk CEO...

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement