Kamis 08 Aug 2024 16:28 WIB

Industri Tekstil Terpuruk, Impor Baju Ilegal Sumber Masalah?

Pemerintah diminta lebih tegas dalam menghadapi impor tekstil ilegal.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
 Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti tantangan industri tekstil Indonesia dari serbuan produk impor. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti tantangan industri tekstil Indonesia dari serbuan produk impor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti tantangan industri tekstil Indonesia dari serbuan produk impor tekstil ilegal. Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengatakan mayoritas warganet menunjukkan dukungan terhadap industri tekstil dalam negeri. 

"Dalam analisis respons masyarakat di media sosial Twitter atau X terkait produk impor ilegal dan satgas impor oleh Continuum, warganet menyebut industri tekstil kita butuh dukungan dan pembenahan," ujar Eko saat diskusi publik Indef bertajuk "Industri Tekstil Menjerit, PHK Melejit" di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Baca Juga

Menurut Eko, warganet menilai pemerintah harus lebih tegas dalam menghadapi impor tekstil ilegal. Eko menyebut warganet menilai hal ini akan mematikan keberlangsungan industri tekstil Indonesia. 

"Sebanyak 99 persen warganet sepakat produk impor ilegal harus dibasmi. Warganet menilai bahwa produk impor ilegal hanya akan mematikan usaha atau produk lokal," ucap Eko. 

Eko mengatakan hal ini terangkum dalam survei melalui analisis big data Continuum berdasarkan pengumpulan perbincangan yang dilakukan di media sosial X dengan sampel pada periode 25 Juli sampai 6 Agustus 2024 yang mengumpulkan terkumpul sekitar 2.136 perbincangan. Dalam survei tersebut, lanjut Eko, warganet juga mempertanyakan peran Bea Cukai yang membiarkan produk tekstil ilegal memasuki Indonesia. 

"Sebanyak 64 persen warganet skeptis Satgas impor efektif untuk mengatasi impor ilegal," lanjut Eko. 

photo
Petugas melintas di dekat barang bukti pakaian bekas impor ilegal sebelum dimusnahkan di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. - (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Berkaca dari kebijakan pembentukan Satgas sebelumnya, lanjut Eko, warganet menilai kehadiran satgas tidak memberikan dampak signifikan dalam memerangi produk impor ilegal. Eko menyebut pemerintah harus mencari terobosan baru dalam menjaga keberlangsungan industri tekstil dalam negeri. 

"Penggerebekan gudang barang ilegal, di samping mendapatkan apresiasi juga mendapatkan kritik warganet, kenapa hanya hilirnya yang digerebek, justru hulunya yang harus diincar pertama kali," sambung dia. 

Selain mendukung pemberantasan produk tekstil ilegal, Eko mengatakan warganet juga mendorong para pelaku industri tekstil lokal untuk berbenah dan meningkatkan kualitasnya. Eko menyebut hal ini merupakan masukan yang positif dalam menjaga pasar dalam negeri. 

"Warganet menilai produk impor ilegal harus dibasmi, kasihan produk dalam negeri. Namun warganet juga memberikan masukan agar produk dalam negeri juga ditingkatkan kualitasnya agar lebih mampu bersaing," kata Eko. 

Sinyal Tanda Bahaya PHK... (baca di halaman selanjutnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement